Vice President (VP) Pemasaran Luar Negeri PT Pertamina Lubricants Syafaat Jajuli menyebutkan produk pelumas perusahaan itu diminati di Australia seperti di Queensland dan New South Wales.
Menurut Syafaat Jajuli di Balikpapan, Kamis, walaupun saat ini angka pemasaran produk pelumas belum sebesar pemasaran produk BBM, namun produk pelumas menjadi salah satu pembawa bendera Indonesia di pasar luar negeri
"Seperti di Queensland dan New South Wales itu, Pertamina Lubricant sudah eksis di pasar dan menjadi alternatif pelumas berkualitas," kata Jajuli.
Pertamina Lubricants diproduksi di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan. Agar lebih meyakinkan lagi berpromosi, Pertamina mengajak perwakilan konsumen di Australia, CEO Indisol Pty Ltd Shaun Thiele untuk mengunjungi Kilang Balikpapan dan melihat langsung proses produksi Net Bottom Fractionator (NBF) yang merupakan komponen bahan dasar pelumas.
Kilang Balikpapan juga menghasilkan bervariasi produk, di antaranya adalah produk intermedia NBF yang merupakan komponen feed pelumas.
PT KPI Unit Balikpapan mencatat produk NBF yang dihasilkan kilang Balikpapan pada tahun 2022 mencapai 453 ribu barrel. Umumnya produk NBF dari Kilang Balikpapan dikirim dan diproses selanjutnya di Patra SK untuk menjadi pelumas.
Pada kesempatan terpisah, General Manager (GM) Kilang Balikpapan Arafat Bayu menjelaskan tentang Proyek Refinery Development Master Plan atau RDMP, yaitu proyek pengembangan Kilang Balikpapan.
Saat ini, kata Bayu, dengan proyek RDMP tersebut, Pertamina sedang melakukan pengembangan kilang untuk menaikkan kapasitas produksi dan menghasilkan produk yang lebih bervariasi.
Produk utama yang dihasilkan Kilang Balikpapan saat ini adalah dominan produk-produk gasoil seperti solar dan biosolar, termasuk dexlite dan pertadex.
Bila proyek RDMP selesai pada 2024, Kilang juga akan mampu mengolah minyak mentah dari 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023