Nunukan (ANTARA Kaltim) - Warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menyerbu penjual kembang api dan terompet untuk menyambut perayaan pergantian tahun 2013 ke 2014.
Wahyu, salah seorang warga Kabupaten Nunukan di Nunukan, Selasa mengaku sengaja membawa keluarganya ke Alun-alun Kota Kabupaten Nunukan membeli terompet untuk anak-anaknya.
Ia mengatakan, sudah menjadi tradisi setiap tahun warga di perbatasan Indoneis-Malaysia membeli kembang api dan terompet untuk anak-anaknya untuk dibunyikan pada malam pergantian tahun.
Dia mengatakan, membunyikan terompet dan kembangapi pada saat malam pergantian tahun telah menjadi kegiatan khas warga di wilayah perbatasan seperti daerah lainnya.
"Saya rasa membunyikan terompet dan membakar kembang api sudah menjadi tradisi masyarakat pada umumnya saat malam pergantian tahun. Justru akan terasa tidak lengkap menyongsong tahun baru apabila tidak melakukan hal itu," ujarnya.
Sukiyem, seorang penjual terompet dan kembang api di Alun-Alun Kota yang bersebelahan dengan Tugu Perjuangan Tugu Dwikora itu mengatakan, dirinya telah memajang jualannya sejak tiga hari yang lalu untuk kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan tersebut menyambut pergantian tahun.
Ia mengaku sengaja mendatangkan kembang api dari kampung halamannya di Pulau Jawa untuk persiapan perayaan malam tahun baru di daerah itu.
Dia mengatakan, terompet yang dijual dengan harga bervariasi itu dibuat sendiri bersama suaminya dana jumlah ratusan buah.
Selain terompet, dia juga menjual aksesoris lainnya yang biasa dibutuhkan warga setempat berbagai jenis lampu-lampu untuk anak-anak.
Khusus kembangapit dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000 per buah tergantung jumlah letusannya.
Suasana malam pergantian tahun di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, sejak sore hari hingga pukul 22.10 WITA ratusan warga silih berganti masih menjubeli penjual terompet dan kembang api di alun-alun kota setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Wahyu, salah seorang warga Kabupaten Nunukan di Nunukan, Selasa mengaku sengaja membawa keluarganya ke Alun-alun Kota Kabupaten Nunukan membeli terompet untuk anak-anaknya.
Ia mengatakan, sudah menjadi tradisi setiap tahun warga di perbatasan Indoneis-Malaysia membeli kembang api dan terompet untuk anak-anaknya untuk dibunyikan pada malam pergantian tahun.
Dia mengatakan, membunyikan terompet dan kembangapi pada saat malam pergantian tahun telah menjadi kegiatan khas warga di wilayah perbatasan seperti daerah lainnya.
"Saya rasa membunyikan terompet dan membakar kembang api sudah menjadi tradisi masyarakat pada umumnya saat malam pergantian tahun. Justru akan terasa tidak lengkap menyongsong tahun baru apabila tidak melakukan hal itu," ujarnya.
Sukiyem, seorang penjual terompet dan kembang api di Alun-Alun Kota yang bersebelahan dengan Tugu Perjuangan Tugu Dwikora itu mengatakan, dirinya telah memajang jualannya sejak tiga hari yang lalu untuk kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan tersebut menyambut pergantian tahun.
Ia mengaku sengaja mendatangkan kembang api dari kampung halamannya di Pulau Jawa untuk persiapan perayaan malam tahun baru di daerah itu.
Dia mengatakan, terompet yang dijual dengan harga bervariasi itu dibuat sendiri bersama suaminya dana jumlah ratusan buah.
Selain terompet, dia juga menjual aksesoris lainnya yang biasa dibutuhkan warga setempat berbagai jenis lampu-lampu untuk anak-anak.
Khusus kembangapit dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000 per buah tergantung jumlah letusannya.
Suasana malam pergantian tahun di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, sejak sore hari hingga pukul 22.10 WITA ratusan warga silih berganti masih menjubeli penjual terompet dan kembang api di alun-alun kota setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013