Sepanjang Mei 2023, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami kenaikan indeks konsumen (IHK) atau inflasi 0,20 persen, dengan sumbangan inflasi tertinggi dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang inflasi sebesar 1,31 persen.
"Penyumbang inflasi tertinggi kedua adalah dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,40 persen, disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Yuliana Nababan di Samarinda, Senin.
Berikutnya andil dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 0,20 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen, lantas kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, serta kelompok pendidikan mengalami inflasi masing-masing 0,06 persen.
Sebaliknya, lanjut ia, kelompok yang mengalami penurunan indeks harga adalah kelompok transportasi yang turun 1,98 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga minus 0,13 persen.
"Sedangkan untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, pada Mei 2023 relatif tidak terjadi perubahan," ujar Yusniar.
Ia melanjutkan, inflasi Kaltim pada Mei yang sebesar 0,42 persen tersebut jika dirinci menurut dua kota yang dijadikan patokan IHK, maka Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dan di Kota Balikpapan terjadi inflasi sebesar 0,33 persen.
Sedangkan untuk inflasi tahun kalender pada Mei 2023, maka di Samarinda terjadi sebesar 1,48 persen, kemudian pada periode yang sama dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2021 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen dan tahun 2022 mengalami Inflasi 2,83 persen.
Untuk inflasi tahun kalender di Balikpapan pada Mei 2023 sebesar 2,13 persen, kemudian pada 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,74 persen dan tahun 2022 mengalami inflasi sebesar 3,28 persen.
"Inflasi tahun ke tahun Kota Samarinda Mei 2023 sebesar 3,85 persen, pada periode yang sama dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2021 dan tahun 2022 masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 1,49 persen dan 3,82 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Penyumbang inflasi tertinggi kedua adalah dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,40 persen, disusul kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Yusniar Yuliana Nababan di Samarinda, Senin.
Berikutnya andil dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi 0,20 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen, lantas kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, serta kelompok pendidikan mengalami inflasi masing-masing 0,06 persen.
Sebaliknya, lanjut ia, kelompok yang mengalami penurunan indeks harga adalah kelompok transportasi yang turun 1,98 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga minus 0,13 persen.
"Sedangkan untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, pada Mei 2023 relatif tidak terjadi perubahan," ujar Yusniar.
Ia melanjutkan, inflasi Kaltim pada Mei yang sebesar 0,42 persen tersebut jika dirinci menurut dua kota yang dijadikan patokan IHK, maka Kota Samarinda mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dan di Kota Balikpapan terjadi inflasi sebesar 0,33 persen.
Sedangkan untuk inflasi tahun kalender pada Mei 2023, maka di Samarinda terjadi sebesar 1,48 persen, kemudian pada periode yang sama dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2021 mengalami inflasi sebesar 1,07 persen dan tahun 2022 mengalami Inflasi 2,83 persen.
Untuk inflasi tahun kalender di Balikpapan pada Mei 2023 sebesar 2,13 persen, kemudian pada 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,74 persen dan tahun 2022 mengalami inflasi sebesar 3,28 persen.
"Inflasi tahun ke tahun Kota Samarinda Mei 2023 sebesar 3,85 persen, pada periode yang sama dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2021 dan tahun 2022 masing-masing tercatat mengalami inflasi sebesar 1,49 persen dan 3,82 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023