Tim verifikator lapangan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan verifikasi lapangan terhadap pegiat lingkungan di Samarinda, Kalimantan Timur, selaku nominator penghargaan Kalpataru kategori perintis.
"Kehadiran kami ke sini untuk melakukan verifikasi faktual terhadap penilaian administrasi dan presentasi daring yang telah dilakukan beberapa hari lalu," ujar Emi Mardiati, salah seorang verifikator KLHK ditemui saat melakukan verifikasi di Sekolah Sungai Karang Mumus (Sesukamu) di Samarinda, Selasa.
Emi yang juga Penyuluh Lingkungan Hidup ini melakukan verifikasi bersama rekannya, Adzra Fadhila. Mereka bukan sekadar melakukan verifikasi, tapi juga menanam bibit pohon di kawasan jalur hijau Sesukamu.
Berdasarkan hasil verifikasi, katanya, semuanya memiliki kesesuaian, yakni sesuai antara berkas yang telah dikirim oleh Pemkot Samarinda dan telah ditelaah pihaknya, termasuk hasil presentasi yang dilakukan oleh Misman, selaku nominator peraih Kalpataru kategori perintis.
"Banyak hal yang kami lakukan verifikasi lapangan ini, mulai dari kondisi riil di lokasi, dampak lingkungan, dampak ekonomi, hingga dampak sosial," katanya.
Ia menjelaskan bahwa hasil verifikasi ini segera dilaporkan kepada tim di Jakarta untuk dilakukan penilaian oleh dewan penilai yang terdiri dari tim ahli lingkungan dan profesor.
Misman selaku Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah di Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, menjadi salah satu calon penerima penghargaan Kalpataru kategori perintis, karena selama ini terus berjuang membangun hutan kota melalui ekosistem sungai.
Dimulai dari tahun 2015 dengan gerakan memungut sampah di sungai, mengajak warga Samarinda turut memungut sampah, hingga kampanye tidak membuang sampah ke sungai, karena sungai bukan tempat sampah, namun sungai merupakan bagian layanan ekosistem alam yang harus dirawat.
Pada 2016, komunitas GMSS-SKM mengembangkan layanan ekosistem dengan membangun hutan di jalur hijau SKM, sehingga saat ini sudah ada puluhan ribu pohon yang telah ditanam di jalur hijau SKM maupun di sekitar Sesukamu.
Ditanya mengenai kemungkinan mendapat penghargaan Kalpataru karena telah masuk nominasi, Misman mengatakan bahwa Kalpataru bukan target, bahkan sebelumnya tidak terpikir karena yang ia lakukan bersama penggiat lainnya adalah untuk membangun layanan ekosistem sungai.
"Mau dapat penghargaan atau tidak, hal ini tidak menyurutkan saya untuk terus membangun hutan kota dan ekosistem sungai. Tapi jika memang dapat penghargaan, tentu saya bersyukur, itu tandanya gerakan yang kami lakukan dengan teman-teman mendapat pengakuan dari KLHK," kata Misman.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KLHK verifikasi ke Samarinda untuk nominasi Kalpataru
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
"Kehadiran kami ke sini untuk melakukan verifikasi faktual terhadap penilaian administrasi dan presentasi daring yang telah dilakukan beberapa hari lalu," ujar Emi Mardiati, salah seorang verifikator KLHK ditemui saat melakukan verifikasi di Sekolah Sungai Karang Mumus (Sesukamu) di Samarinda, Selasa.
Emi yang juga Penyuluh Lingkungan Hidup ini melakukan verifikasi bersama rekannya, Adzra Fadhila. Mereka bukan sekadar melakukan verifikasi, tapi juga menanam bibit pohon di kawasan jalur hijau Sesukamu.
Berdasarkan hasil verifikasi, katanya, semuanya memiliki kesesuaian, yakni sesuai antara berkas yang telah dikirim oleh Pemkot Samarinda dan telah ditelaah pihaknya, termasuk hasil presentasi yang dilakukan oleh Misman, selaku nominator peraih Kalpataru kategori perintis.
"Banyak hal yang kami lakukan verifikasi lapangan ini, mulai dari kondisi riil di lokasi, dampak lingkungan, dampak ekonomi, hingga dampak sosial," katanya.
Ia menjelaskan bahwa hasil verifikasi ini segera dilaporkan kepada tim di Jakarta untuk dilakukan penilaian oleh dewan penilai yang terdiri dari tim ahli lingkungan dan profesor.
Misman selaku Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah di Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) Samarinda, menjadi salah satu calon penerima penghargaan Kalpataru kategori perintis, karena selama ini terus berjuang membangun hutan kota melalui ekosistem sungai.
Dimulai dari tahun 2015 dengan gerakan memungut sampah di sungai, mengajak warga Samarinda turut memungut sampah, hingga kampanye tidak membuang sampah ke sungai, karena sungai bukan tempat sampah, namun sungai merupakan bagian layanan ekosistem alam yang harus dirawat.
Pada 2016, komunitas GMSS-SKM mengembangkan layanan ekosistem dengan membangun hutan di jalur hijau SKM, sehingga saat ini sudah ada puluhan ribu pohon yang telah ditanam di jalur hijau SKM maupun di sekitar Sesukamu.
Ditanya mengenai kemungkinan mendapat penghargaan Kalpataru karena telah masuk nominasi, Misman mengatakan bahwa Kalpataru bukan target, bahkan sebelumnya tidak terpikir karena yang ia lakukan bersama penggiat lainnya adalah untuk membangun layanan ekosistem sungai.
"Mau dapat penghargaan atau tidak, hal ini tidak menyurutkan saya untuk terus membangun hutan kota dan ekosistem sungai. Tapi jika memang dapat penghargaan, tentu saya bersyukur, itu tandanya gerakan yang kami lakukan dengan teman-teman mendapat pengakuan dari KLHK," kata Misman.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KLHK verifikasi ke Samarinda untuk nominasi Kalpataru
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023