Pengelola objek wisata di Kabupaten Paser diimbau untuk mewaspadai potensi bencana di sekitar objek wisata demi keselamatan pengunjung
Kepala Disporapar Paser, Muhsin Palinrungi, mengatakan pihaknya telah mengimbau kepada pengelola wisata untuk melaksanakan standar operasional sesuai ketentuan dalam rangka mencegah potensi bencana.
"Kami minta pengelola wisata memperhatikan perubahan info cuaca dan iklim dari BMKG," kata Muhsin, di Tanah Grogot, Minggu.
Pengelola wisata, lanjut dia, agar aktif menginformasikan perubahan iklim dan cuaca kepada pengunjung destinasi wisata, sehingga bisa secara dini mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.
Ia menuturkan, pengelola wisata juga harus waspada dari potensi bencana yang disebabkan kondisi wahana yang tidak lagi representatif.
"Objek wisata yang rusak agar ditutup saja, karena dapat membahayakan. Pengelola juga harus menyediakan jalur evakuasi dengan memasang papan titik kumpul untuk mengantisipasi terjadinya bencana," ujarnya,
Muhsin memperkirakan akan terjadi peningkatan kunjungan ke tempat-tempat wisata, mengingat pembatasan aktivitas masyarakat tidak lagi diterapkan seperti tahun-tahun sebelumnya di masa pandemi COVID-19.
"Sepanjang tahun 2022 lalu Disporapar Paser mencatat sebanyak 4 ribu lebih wisatawan berkunjung ke Paser," katanya.
Ia memperkirakan selama libur lebaran bisa mencapai 12 ribu orang wisatawan," ujarnya.
Oleh karena itu, katanya, kenaikan jumlah wisatawan tahun tersebut harus disikapi dengan pengelolaan objek wisata yang profesional.
Muhsin menambahkan, agar pengelolaan wisata memerhatikan keselamatan kerja, protokol kesehatan, dan CHSE (cleanliness, health, safety, enviromental sustainablity). Kemudian tetap perhatian kebersihan lingkungan, tidak berbuat asusila, jaga sarana dan fasilitas, dan ketertiban umum," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023
Kepala Disporapar Paser, Muhsin Palinrungi, mengatakan pihaknya telah mengimbau kepada pengelola wisata untuk melaksanakan standar operasional sesuai ketentuan dalam rangka mencegah potensi bencana.
"Kami minta pengelola wisata memperhatikan perubahan info cuaca dan iklim dari BMKG," kata Muhsin, di Tanah Grogot, Minggu.
Pengelola wisata, lanjut dia, agar aktif menginformasikan perubahan iklim dan cuaca kepada pengunjung destinasi wisata, sehingga bisa secara dini mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana.
Ia menuturkan, pengelola wisata juga harus waspada dari potensi bencana yang disebabkan kondisi wahana yang tidak lagi representatif.
"Objek wisata yang rusak agar ditutup saja, karena dapat membahayakan. Pengelola juga harus menyediakan jalur evakuasi dengan memasang papan titik kumpul untuk mengantisipasi terjadinya bencana," ujarnya,
Muhsin memperkirakan akan terjadi peningkatan kunjungan ke tempat-tempat wisata, mengingat pembatasan aktivitas masyarakat tidak lagi diterapkan seperti tahun-tahun sebelumnya di masa pandemi COVID-19.
"Sepanjang tahun 2022 lalu Disporapar Paser mencatat sebanyak 4 ribu lebih wisatawan berkunjung ke Paser," katanya.
Ia memperkirakan selama libur lebaran bisa mencapai 12 ribu orang wisatawan," ujarnya.
Oleh karena itu, katanya, kenaikan jumlah wisatawan tahun tersebut harus disikapi dengan pengelolaan objek wisata yang profesional.
Muhsin menambahkan, agar pengelolaan wisata memerhatikan keselamatan kerja, protokol kesehatan, dan CHSE (cleanliness, health, safety, enviromental sustainablity). Kemudian tetap perhatian kebersihan lingkungan, tidak berbuat asusila, jaga sarana dan fasilitas, dan ketertiban umum," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023