Kilang Pertamina Balikpapan meningkatkan produksi lumpur pengeboran SF-05 menjadi 140 ribu barel sepanjang tahun 2022 lalu.
“Jumlah itu naik 23 persen dari produksi 2021 yang 113,5 ribu barel,” kata Humas PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Balikpapan Ely Chandra Perangin Angin, Rabu.
Peningkatan produksi tersebut untuk melayani kebutuhan proyek pengeboran minyak yang terus meningkat. Menurut Chandra, permintaan terutama datang dari sejumlah perusahaan Pertamina yang bergerak di sektor hulu atau yang mencari minyak dan gas. Di Kalimantan Timur antara lain Pertamina Hulu Mahakam (PHM), dan di luar negeri di Aljazair.
Lumpur pengeboran adalah cairan kental atau liquid yang digunakan antara lain untuk melumasi mata dan batang bor dalam proses pengeboran mencari minyak dan gas. Lumpur juga bertugas mengangkat material yang tergali dari pengeboran itu dan dari material itu diketahui sampai lapisan apa mata bor nun jauh di bawah sana. Lumpur juga bertugas menjadi segel penahan sementara dari menyembur keluar bila ditemukan minyak dan gas sehingga tekanannya dapat dikendalikan.
Menurut Chandra, SF-05 memiliki karakteristik khusus, yaitu non-korosif dan cocok atau kompatibel dengan peralatan pengeboran, mempunyai kestabilan yang baik dan tidak mudah teroksidasi dalam berbagai kondisi operasi. Karena itu SF-05 aman pada peralatan kerja dan tahan lama, juga bisa disimpan dalam waktu lama.
"Produk SF-05 merupakan satu bukti kompetensi Kilang Balikpapan dalam mendukung proses operasi di sektor hulu migas. Apalagi kita tahu bahwa proses pengeboran merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi sehingga memerlukan material yang juga berkualitas tinggi," jelas Chandra.
SF-05 diproduksi di Kilang Balikpapan sejak tahun 2007. Chandra menambahkan, bahwa produk ini juga ramah lingkungan karena memiliki kandungan aromatik rendah, aman digunakan, menghemat pemakaian aditif lainnya.
Sebagai produk lokal, tentunya pemakaian produk tersebut juga akan semakin meningkatkan pemakaian produk dalam negeri.
“Dengan harga bersaing dan jaminan suplai yang kuat,” kata Chandra.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2023