Penajam (ANTARA Kaltim) - Kabupaten Penajam Paser Utara, khususnya di Kecamatan Sepaku, masih merupakan endemis penyakit malaria, dimana rata-rata setiap bulan puskesmas setempat melaporkan sekitar lima puluh orang baik secara klinis maupun hasil laboratorium positif terserang malaria.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara, Sutrisno, Jumat mengatakan, wilayah itu, tergolong daerah merah atau rawan penyakit malaria, khususnya di Kecamatan Sepaku yang mayoritas masih merupakan daerah perkebunan.
“Di wilayah Sepaku merupakan perkebunan yang membuat wilayah ini paling rawan penyebaran malaria, dibanding daerah-daerah lain di Kabupaten Penajam Paser Utara,†ujarnya.
Selain itu, lanjut Sutrisno, dari data laporan puskesmas di empat kecamatan, laporan dari di Kecamatan Sepaku menyatakan, dalam sebulan rata-rata lima puluh orang warga di daerah itu terserang malaria baik secara klinis maupun dengan positif laboratorium.
“Di kecamatan lain laporan yang masuk, warga yang terserang malaria sekitar tiga sampai lima orang per bulannya, tapi di Sepaku rata-rata 50 orang warga setiap bulan,†jelasnya.
Sutrisno memperkirakan, dalam sepuluh bulan terakhir sekitar 500 orang warga di Kabupaten Penajam Paser Utara dilaporkan terserang malaria yang mayoritas merupakan warga Kecamatan Sepaku yang saat ini, rutin menjalani pemeriksaan di puskesmas setempat.
“Di Puskesmas Sepaku, paling banyak pasien yang menjalani pemariksaan karena teserang malaria sehingga kondisi ini membutuhkan penanganan yang intensif,†katanya.
Dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya kata Sutrisno, jumlah kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami siklus penurunan.
"Sekitar 20 persen kasus malaria menurun dibanding 2010. Kami perkirakan sampai tahun ini sekitar 500 warga terserang malaria,†ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara, Sutrisno, Jumat mengatakan, wilayah itu, tergolong daerah merah atau rawan penyakit malaria, khususnya di Kecamatan Sepaku yang mayoritas masih merupakan daerah perkebunan.
“Di wilayah Sepaku merupakan perkebunan yang membuat wilayah ini paling rawan penyebaran malaria, dibanding daerah-daerah lain di Kabupaten Penajam Paser Utara,†ujarnya.
Selain itu, lanjut Sutrisno, dari data laporan puskesmas di empat kecamatan, laporan dari di Kecamatan Sepaku menyatakan, dalam sebulan rata-rata lima puluh orang warga di daerah itu terserang malaria baik secara klinis maupun dengan positif laboratorium.
“Di kecamatan lain laporan yang masuk, warga yang terserang malaria sekitar tiga sampai lima orang per bulannya, tapi di Sepaku rata-rata 50 orang warga setiap bulan,†jelasnya.
Sutrisno memperkirakan, dalam sepuluh bulan terakhir sekitar 500 orang warga di Kabupaten Penajam Paser Utara dilaporkan terserang malaria yang mayoritas merupakan warga Kecamatan Sepaku yang saat ini, rutin menjalani pemeriksaan di puskesmas setempat.
“Di Puskesmas Sepaku, paling banyak pasien yang menjalani pemariksaan karena teserang malaria sehingga kondisi ini membutuhkan penanganan yang intensif,†katanya.
Dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya kata Sutrisno, jumlah kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami siklus penurunan.
"Sekitar 20 persen kasus malaria menurun dibanding 2010. Kami perkirakan sampai tahun ini sekitar 500 warga terserang malaria,†ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013