Penajam (ANTARA Kaltim) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Penajam Paser Utara bersama Kantor KB Pemberdayaan Perempuan dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dissosnaker), melakukan pendampingan terhadap MS, bocah malang berusia tujuh tahun yang menjadi korban perlakuan asusila dari orang yang tidak dikenal.
Ketua P2TP2A, Yeni Sutiman, Kamis mengaku sedih dan prihatin melihat anak di bawah umur dan memiliki kekurangan dari anak normal lainnya, mendapat perlakukan seperti itu.
Yeni Sutiman berharap, polisi segera mengangungkap dan menangkap pelaku pelecehann tersebut.
“Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan kami selaku pendamping dalam sebuah kasus anak merasa terpanggil untuk memberi perhatian,†jelas Yeni.
P2TP2A lanjut Yeni, akan memberikan pelayanan, pendampingan psikologis perempuan dan anak, membangun komitmen dan gerakan bersama mencegah, menghapus kekerasan dan ‘trafficking’ atau perdagangan manusia, memberikan pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan lainnya.
Sementara, Kepala Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KB PP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Euis mengatakan, kejadian tersebut harus menjadi tanggung jawab bersama dalam memberikan perhatian kepada anak yang menjadi korban pelecehan itu.
Lebih dari itu menurut Euis, peranan orang tua sangat penting dalam kelangsungan kehidupan anak.
Sedangkan, Siswanto dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kabupaten Penajam Paser Utara mengatakan, pemerintah terus memberikan kepedulian pada masyarakat yang mendapat perlakuan tidak wajar seperti yang dialami MS tersebut.
“Dengan turunnya kami ke lapangan ini membuktikanbahwa pemerintah menaruh perhatian atas masalah ini dan ke depan bersama unsur terkait akan mencari penyelesaian dan penanganan pada keluarga korban,†ujarnya.
Sementara, orang tua bocah korban pelecehan tersebut BS, mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Sabtu (12/10) lalu saat dia bersama istrinya Hi, pergi ke Posyandu membawa anak pertama dan keempat .
Namun, saat kembali ke rumah mereka mendapati MS menangis.
"Kami tidak tahu mengapa dia menangis padahal tidak biasanya anak kami itu menangis jika ditinggal. Karena terus menangis hingga malam hari, besoknya kami membawa MS ke puskesmas terdekat namun kami dirujuk ke RSUD Penajam Paser Utara," katanya.
“Apa yang dialami anak kami ini, menjadi perhatian agar tidak sembarang meninggalkan anak sendiri di rumah. Kalau untuk masalah hukum kami serahkan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum,†ujar BS
Ibu bacah malang itu juga berharap agar pelaku pelecehan terhadap anaknya dapat diungkap dan dihukum seberat-beratnya.
“Meskipun usianya sudah tujuh tahun namun anak kami itu belum bisa duduk dan berjalan dan dia hanya bisa ketawa dan menagis. Sebagai orang tua jelas kami sangat terpukul atar perbuatan tidak manusiawi yang dialami anak kami sehingga kami berharap pelakunya bisa segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Hi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Ketua P2TP2A, Yeni Sutiman, Kamis mengaku sedih dan prihatin melihat anak di bawah umur dan memiliki kekurangan dari anak normal lainnya, mendapat perlakukan seperti itu.
Yeni Sutiman berharap, polisi segera mengangungkap dan menangkap pelaku pelecehann tersebut.
“Ini harus menjadi perhatian kita bersama dan kami selaku pendamping dalam sebuah kasus anak merasa terpanggil untuk memberi perhatian,†jelas Yeni.
P2TP2A lanjut Yeni, akan memberikan pelayanan, pendampingan psikologis perempuan dan anak, membangun komitmen dan gerakan bersama mencegah, menghapus kekerasan dan ‘trafficking’ atau perdagangan manusia, memberikan pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan lainnya.
Sementara, Kepala Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KB PP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Euis mengatakan, kejadian tersebut harus menjadi tanggung jawab bersama dalam memberikan perhatian kepada anak yang menjadi korban pelecehan itu.
Lebih dari itu menurut Euis, peranan orang tua sangat penting dalam kelangsungan kehidupan anak.
Sedangkan, Siswanto dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kabupaten Penajam Paser Utara mengatakan, pemerintah terus memberikan kepedulian pada masyarakat yang mendapat perlakuan tidak wajar seperti yang dialami MS tersebut.
“Dengan turunnya kami ke lapangan ini membuktikanbahwa pemerintah menaruh perhatian atas masalah ini dan ke depan bersama unsur terkait akan mencari penyelesaian dan penanganan pada keluarga korban,†ujarnya.
Sementara, orang tua bocah korban pelecehan tersebut BS, mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Sabtu (12/10) lalu saat dia bersama istrinya Hi, pergi ke Posyandu membawa anak pertama dan keempat .
Namun, saat kembali ke rumah mereka mendapati MS menangis.
"Kami tidak tahu mengapa dia menangis padahal tidak biasanya anak kami itu menangis jika ditinggal. Karena terus menangis hingga malam hari, besoknya kami membawa MS ke puskesmas terdekat namun kami dirujuk ke RSUD Penajam Paser Utara," katanya.
“Apa yang dialami anak kami ini, menjadi perhatian agar tidak sembarang meninggalkan anak sendiri di rumah. Kalau untuk masalah hukum kami serahkan sepenuhnya kepada pihak penegak hukum,†ujar BS
Ibu bacah malang itu juga berharap agar pelaku pelecehan terhadap anaknya dapat diungkap dan dihukum seberat-beratnya.
“Meskipun usianya sudah tujuh tahun namun anak kami itu belum bisa duduk dan berjalan dan dia hanya bisa ketawa dan menagis. Sebagai orang tua jelas kami sangat terpukul atar perbuatan tidak manusiawi yang dialami anak kami sehingga kami berharap pelakunya bisa segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Hi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013