Samarinda (ANTARA Kaltim) - Polres Berau, Polda Kalimantan Timur, menyiagakan personel di Pulau Sangalaki menyusul di kawasan konservasi Penyu tersebut rawan terjadi pencurian telur penyu.
Kapolres Berau AKBP Mukti Juharsa yang dihubungi dari Samarinda, Rabu, membenarkan penempatan personel di Pulau Sangalaki akibat rawannnya terjadi pencurian di kawasan tersebut.
"Memang, kami telah menempatkan dua personel di Pulau Sangalaki secara bergantian, baik dari Polres maupun dari Polsek Tanjung Batu dan Pos Polisi Pulau Derawan," ungkap Mukti Juharsa.
Kasus pencurian yang ditangani kepolisian setempat, kata Mukti Juharsa, yakni pada 10 September 2013 dengan berhasil menangkap empat pelaku dan menyita barang bukti telur penyu hasil curian.
"Kasus pencurian terakhir yang kami tangani yakni pada 10 September 2013 dengan menangkap empat orang beserta sejumlah telur penyu hasil curian," katanya.
"Kami hanya membantu BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) untuk melakukan pengamanan di kawasan konservasi Penyu tersebut sebab memang selama ini rawan terjadi pencurian," ungkap Mukti Juharsa sekaligus menampik sinyalemen yang selama ini berkembang bahwa petugas BKSDA telah meninggalkan Pulau Sangalaki.
Sementara, Kepala BKSDA Kaltim Tandya Tjahjana saat dikonfirmasi juga membantah personelnya meninggalkan pulau yang menjadi kawasan konservasi penyu tersebut.
"TIdak benar dan personel kami masih ada disana (Pulau Sangalaki). Saat ini, pengamanan kawasan itu kami telah dibantu personel kepolisian. Pengamanan bersama personel kepolisian itu sudha berlangsung sejak dua bulan terakhir," ungkap Tandya Tjahjana.
Tandya Tjahjana juga membenarkan pengungkapan kasus pencurian telur penyu di Pulau Sangalaki dan kasusnya ditangani oleh Polres Berau.
"Memang, pada 10 September 2013 terjadi pencurian dan pelakunya berhasil ditangkap bersama barang bukti telur penyu. Kami (BKSDA) sebagai saksi ahli dalam kasus pencurian telur penyu tersebut," kata Tandya Tjahjana. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Kapolres Berau AKBP Mukti Juharsa yang dihubungi dari Samarinda, Rabu, membenarkan penempatan personel di Pulau Sangalaki akibat rawannnya terjadi pencurian di kawasan tersebut.
"Memang, kami telah menempatkan dua personel di Pulau Sangalaki secara bergantian, baik dari Polres maupun dari Polsek Tanjung Batu dan Pos Polisi Pulau Derawan," ungkap Mukti Juharsa.
Kasus pencurian yang ditangani kepolisian setempat, kata Mukti Juharsa, yakni pada 10 September 2013 dengan berhasil menangkap empat pelaku dan menyita barang bukti telur penyu hasil curian.
"Kasus pencurian terakhir yang kami tangani yakni pada 10 September 2013 dengan menangkap empat orang beserta sejumlah telur penyu hasil curian," katanya.
"Kami hanya membantu BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) untuk melakukan pengamanan di kawasan konservasi Penyu tersebut sebab memang selama ini rawan terjadi pencurian," ungkap Mukti Juharsa sekaligus menampik sinyalemen yang selama ini berkembang bahwa petugas BKSDA telah meninggalkan Pulau Sangalaki.
Sementara, Kepala BKSDA Kaltim Tandya Tjahjana saat dikonfirmasi juga membantah personelnya meninggalkan pulau yang menjadi kawasan konservasi penyu tersebut.
"TIdak benar dan personel kami masih ada disana (Pulau Sangalaki). Saat ini, pengamanan kawasan itu kami telah dibantu personel kepolisian. Pengamanan bersama personel kepolisian itu sudha berlangsung sejak dua bulan terakhir," ungkap Tandya Tjahjana.
Tandya Tjahjana juga membenarkan pengungkapan kasus pencurian telur penyu di Pulau Sangalaki dan kasusnya ditangani oleh Polres Berau.
"Memang, pada 10 September 2013 terjadi pencurian dan pelakunya berhasil ditangkap bersama barang bukti telur penyu. Kami (BKSDA) sebagai saksi ahli dalam kasus pencurian telur penyu tersebut," kata Tandya Tjahjana. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013