Balikpapan, 17/10 (Antara) - Sebuah kapal berbendera Swiss yang mengangkut dua Warga Negara Asing (WNA) terombang-ambing di teluk Balikpapan, Kamis.

 Kepala Kantor SAR Balikpapan Hendra Sudirman mengatakan nama kapal Slow Motion rencana akan ditinggal di posisi 01 derajat 18` 09" S, 116 derajat 50` 03" T, berbendera Swiss.

"Dan mohon bantuan di empat mil laut dari pelabuhan Semayangselanjutnya tim SAR Balikpapan menuju lokasi kapal untuk melakukan pertolongan," kata Hendra di Balikpapan, Kamis.

Saat tim SAR tiba di lokasi kapal asing tersebut, dua korban WNA menolak untuk dilakukan evakuasi dengan alasan agar kapal ditarik. Setelah satu jam melakukan negosiasi kedua WNA tetap menolak untuk di evakuasi, katanya.

"Kondisi kedua WNA hanya mengalami kelelahan, selajutnyakembali menuju posko tanpa membawa kedua WNA karena mereka menolak untuk dievakuasi," kata Hendra.

Tim SAR kemudian kembali lagi mengawal kapal yang terombang ambing sejak Kamis pagi. Dan Tim SAR yang menggunakan kapal Sea Ridertidak mungkin untuk menarik kapal seberat Lebih kurang 55 ton dengan panjang 14 meter lebar 4 meter. Sehingga Tim SAR meminta bantuan kepada Kepanduan, katanya.

Namun sayang yang didapat bukan bantuan melain kekecewaan tidak ada yang mau menolong dalam keadaan darurat.

Bahkan Kasiops Basarnas Mujiono yang memimpin operasi sampai berkali kali memohon tapi juga tidak di berikan bantuan. Bahkan pihak SAR juga berkoordinasi dengan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk permintaan bantuan tapi hasil yang di dapat sama, oknum KPLP mengatakan kapal mereka tidak ada BBM.

"Kami sungguh sedih demi kemanusiaan saja, untuk menolong orang di tolak dengan berbagai macam alasan," kata Mujiono.

Untuk menyelamatkan korban yang lemas dan tidak mau meninggalkan kapal akhirnya TIM SAR mengejar satu persatu kapal besar yang melintas untuk minta bantuan penarikan kapal.

"Sampai kemudian Tug Boat milik Pertamina memberikan bantuan dan kapal berhasil ditarik 15.00 Wita kepelabuhan Semayang, katanya.(*)

Pewarta: Susylo Asmalyah

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013