Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak membantah rencana pembangunan rel kereta api di Kaltim hanya untuk para pengusaha tambang batu bara, tetapi untuk rakyat Kaltim.
"Konektivitas transportasi yang telah direncanakan dan akan dibangun termasuk rel kereta api, semua diperuntukkan bagi rakyat Kaltim, meski awalnya memang untuk angkutan batu bara," kata Awang di Samarinda, Jumat.
Bukan hanya transportasi darat, termasuk rel kereta api, Pemprov juga mendorong terwujudnya konektivitas dari sisi laut dan udara semua untuk rakyat, katanya.
"Memang saat ini rel kereta api hanya untuk mengangkut batu bara. Tujuan pengangkutan batu bara itu untuk mendukung operasional smelter," kata Awang.
Bayangkan saja, jika membangun satu smelter saja dibutuhkan 2.500 tenaga kerja. Padahal smelter akan dibangun di Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Malinau. Tentu akan ada puluhan ribu tenaga kerja yang dibutuhkan. Jadi, pembangunan konektivitas ini dilakukan juga untuk kepentingan rakyat, katanya.
Awang menyarankan, jika ada pihak-pihak yang memiliki pandangan miring terhadap rencana pembangunan rel kereta api atau yang lainnya diharapkan dapat mempelajari terlebih dulu sebelum melempar opini ke masyarakat.
Dia siap duduk bersama untuk menjelaskan maksud dan tujuan pembangunan rel kereta api tersebut.
"Jadi siapa saja yang sinis terhadap pembangunan rel kereta api, saya sarankan pelajari dulu. Jika perlu, silakan bertemu dengan saya, kalau tidak bertemu dengan staf saya yang mengetahui rencana pembangunan rel kereta api tersebut," kata Awang.
Diharapkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun masyarakat jangan bersikap apriori terhadap rencana tersebut. Ke depan, rel kereta api bukan hanya mengangkut batu bara, tetapi pengangkut Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit dan mengangkut hasil tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti karet, katanya.
"Apabila rel kereta api tersebut jadi, maka orang-orang yang ada di pedalaman, baik orang Dayak maupun orang Jawa akan bisa langsung ke Balikpapan maupun ke Lubuk Tutung. Karena, pembangunan tersebut terbagi, ada yang dari Wahau ke Lubuk Tutung, Tabang ke Lubuk Tutung, Kutai Barat ke Balikpapan dan dihubungkan dengan jalan tol," kata Awang. (Humas Pemprov Kaltim/jay/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Konektivitas transportasi yang telah direncanakan dan akan dibangun termasuk rel kereta api, semua diperuntukkan bagi rakyat Kaltim, meski awalnya memang untuk angkutan batu bara," kata Awang di Samarinda, Jumat.
Bukan hanya transportasi darat, termasuk rel kereta api, Pemprov juga mendorong terwujudnya konektivitas dari sisi laut dan udara semua untuk rakyat, katanya.
"Memang saat ini rel kereta api hanya untuk mengangkut batu bara. Tujuan pengangkutan batu bara itu untuk mendukung operasional smelter," kata Awang.
Bayangkan saja, jika membangun satu smelter saja dibutuhkan 2.500 tenaga kerja. Padahal smelter akan dibangun di Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Malinau. Tentu akan ada puluhan ribu tenaga kerja yang dibutuhkan. Jadi, pembangunan konektivitas ini dilakukan juga untuk kepentingan rakyat, katanya.
Awang menyarankan, jika ada pihak-pihak yang memiliki pandangan miring terhadap rencana pembangunan rel kereta api atau yang lainnya diharapkan dapat mempelajari terlebih dulu sebelum melempar opini ke masyarakat.
Dia siap duduk bersama untuk menjelaskan maksud dan tujuan pembangunan rel kereta api tersebut.
"Jadi siapa saja yang sinis terhadap pembangunan rel kereta api, saya sarankan pelajari dulu. Jika perlu, silakan bertemu dengan saya, kalau tidak bertemu dengan staf saya yang mengetahui rencana pembangunan rel kereta api tersebut," kata Awang.
Diharapkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun masyarakat jangan bersikap apriori terhadap rencana tersebut. Ke depan, rel kereta api bukan hanya mengangkut batu bara, tetapi pengangkut Crude Palm Oil (CPO) kelapa sawit dan mengangkut hasil tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti karet, katanya.
"Apabila rel kereta api tersebut jadi, maka orang-orang yang ada di pedalaman, baik orang Dayak maupun orang Jawa akan bisa langsung ke Balikpapan maupun ke Lubuk Tutung. Karena, pembangunan tersebut terbagi, ada yang dari Wahau ke Lubuk Tutung, Tabang ke Lubuk Tutung, Kutai Barat ke Balikpapan dan dihubungkan dengan jalan tol," kata Awang. (Humas Pemprov Kaltim/jay/adv)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013