Nunukan (ANTARA Kaltim) - Petani di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, membutuhkan irigasi untuk mengairi lahan sawah di wilayah itu.
Abdul Latif, Ketua Gabungan Kelompok Tani "Mamminasae" Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan, Sabtu, berharap ada perhatian pemerintah untuk membangun irigasi tersebut.
"Irigasi penting di wilayah ini untuk memenuhi ketersediaan air di lahan persawahan yang selama ini mengandalkan hujan," katanya.
Memang, kata dia, meski ada keterbatasan terutama irigasi, petani di pulau yang berbatasan langsung dengan Negeri Bagian Sabah Malaysia itu tetap optimistis mampu meningkatkan produksi padi untuk menyangga ketahanan pangan di daerah itu.
Ia menyatakan berkat ketekunan mengolah lahan persawahan, petani mampu meningkatkan produksi padi menjadi 7,3 ton setiap hektare.
Namu Ketua Gapoktan "Mamminasae" ini mengaku prihatin dengan maraknya beras "bernas" asal Malaysia yang masuk ke wilayah itu karena dapat berdampak pada merosotnya harga gabah petani.
Oleh karena itu, dia yakin apabila irigasi tersedia, pasokan beras dari negara tetangga tersebut dapat diminimalkan, dan petani bisa meningkatkan kesejahteraannya karena semakin tingginya produksi padi setiap musim tanam.
"Kekurangan petani di Pulau Sebatik karena tidak adanya irigasi sehingga bergantung pada musim hujan," ujar dia.
Menanggapi aspirasi petani di Kecamatan Sebatik Timur ini, Camat Sebatik Barat Baharuddin D Sutte mengakui pula adanya kekurangan yang dialami petani di wilayahnya.
Ia mengatakan, meskipun segala kebutuhan lainnya seperti bibit, pupuk dan sebagainya telah diperoleh dari bantuan pemerintah, tetapi dengan tidak adanya irigasi, tetap ada kendala.
"Kami meminta pemerintah pusat memenuhi kebutuhan petani terkait irigasi agar produksi padi dapat ditingkatkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Abdul Latif, Ketua Gabungan Kelompok Tani "Mamminasae" Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan, Sabtu, berharap ada perhatian pemerintah untuk membangun irigasi tersebut.
"Irigasi penting di wilayah ini untuk memenuhi ketersediaan air di lahan persawahan yang selama ini mengandalkan hujan," katanya.
Memang, kata dia, meski ada keterbatasan terutama irigasi, petani di pulau yang berbatasan langsung dengan Negeri Bagian Sabah Malaysia itu tetap optimistis mampu meningkatkan produksi padi untuk menyangga ketahanan pangan di daerah itu.
Ia menyatakan berkat ketekunan mengolah lahan persawahan, petani mampu meningkatkan produksi padi menjadi 7,3 ton setiap hektare.
Namu Ketua Gapoktan "Mamminasae" ini mengaku prihatin dengan maraknya beras "bernas" asal Malaysia yang masuk ke wilayah itu karena dapat berdampak pada merosotnya harga gabah petani.
Oleh karena itu, dia yakin apabila irigasi tersedia, pasokan beras dari negara tetangga tersebut dapat diminimalkan, dan petani bisa meningkatkan kesejahteraannya karena semakin tingginya produksi padi setiap musim tanam.
"Kekurangan petani di Pulau Sebatik karena tidak adanya irigasi sehingga bergantung pada musim hujan," ujar dia.
Menanggapi aspirasi petani di Kecamatan Sebatik Timur ini, Camat Sebatik Barat Baharuddin D Sutte mengakui pula adanya kekurangan yang dialami petani di wilayahnya.
Ia mengatakan, meskipun segala kebutuhan lainnya seperti bibit, pupuk dan sebagainya telah diperoleh dari bantuan pemerintah, tetapi dengan tidak adanya irigasi, tetap ada kendala.
"Kami meminta pemerintah pusat memenuhi kebutuhan petani terkait irigasi agar produksi padi dapat ditingkatkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013