Samarinda (ANTARA Kaltim) - Para guru di Kalimantan Timur melakukan inovasi dan kreasi sendiri dalam memberikan pelajaran kepada siswa sejak tahun pelajaran baru mulai efektif 15 Juli 2013, karena buku pelajaran kurikulum baru belum ada.
Ketua I Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Kalimantan Timur, Sutomo, di Samarinda, Jumat, mengatakan, di kelas yang belum diterapkan buku Kurikulum 2013 tidak ada masalah karena pola pembelajarannya masih mengacu yang lama.
"Tetapi bagi kelas I, IV, VII, dan X, maka guru harus berkreasi karena buku pelajarannya belum beredar," katanya.
Kreasi yang dimaksud Sutomo adalah para guru harus meramu buku pelajaran yang ada, kemudian menerapkan kepada siswa dengan sistem tematik, yakni sesuai dengan isi Kurikulum 2013 yang lebih sederhana dan menekankan pada sistem tematik serta terintegrasi.
Saat ini, katanya, sejumlah guru sudah menerapkan pola tersebut. Sebagai guru yang profesional, sistem pelajaran yang bagaimanapun bukan menjadi masalah, karena dari hasil meraba-raba dan menganalisa buku pelajaran, guru mampu menularkan ilmunya kepada siswa.
Namun demikian, dia mengakui bahwa selain telah berkreasi dan berinovasi, guru-guru juga masih menunggu buku yang dijanjikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, karena guru dijanjikan buku tersebut akan dibagikan ke sekolah-sekolah.
Saat ini, katanya, pelatihan guru tingkat Provinsi Kaltim pada jenjang SD sedang digelar di Balikpapan, yakni untuk periode dua, sedangkan periode pertama sudah dituntaskan pada beberapa hari sebelumnya.
Pelatihan penerapan Kurikulum 2013 tingkat Provinsi Kaltim segera dilanjutkan pelatihan di tingkat kabupaten dan kota, sehingga tidak terlalu lama lagi para guru di sekolah-sekolah sudah memahaminya.
Dia juga berharap agar secepatnya dilakukan pelatihan penerapan buku Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SLTA, sehingga para guru tidak perlu meraba lagi dalam menerapkan pelajaran, walaupun hasil rabaan dan kreativitas guru saat ini sudah bagus.
Menurutnya, Kurikulum 2013 lebih simpel karena objeknya lebih menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Ia mengatakan, inti dari Kurikulum 2013 adalah terdapat penyederhanaan dan tematik-integratif, karena disiapkan mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan, sehingga kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Ketua I Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Kalimantan Timur, Sutomo, di Samarinda, Jumat, mengatakan, di kelas yang belum diterapkan buku Kurikulum 2013 tidak ada masalah karena pola pembelajarannya masih mengacu yang lama.
"Tetapi bagi kelas I, IV, VII, dan X, maka guru harus berkreasi karena buku pelajarannya belum beredar," katanya.
Kreasi yang dimaksud Sutomo adalah para guru harus meramu buku pelajaran yang ada, kemudian menerapkan kepada siswa dengan sistem tematik, yakni sesuai dengan isi Kurikulum 2013 yang lebih sederhana dan menekankan pada sistem tematik serta terintegrasi.
Saat ini, katanya, sejumlah guru sudah menerapkan pola tersebut. Sebagai guru yang profesional, sistem pelajaran yang bagaimanapun bukan menjadi masalah, karena dari hasil meraba-raba dan menganalisa buku pelajaran, guru mampu menularkan ilmunya kepada siswa.
Namun demikian, dia mengakui bahwa selain telah berkreasi dan berinovasi, guru-guru juga masih menunggu buku yang dijanjikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, karena guru dijanjikan buku tersebut akan dibagikan ke sekolah-sekolah.
Saat ini, katanya, pelatihan guru tingkat Provinsi Kaltim pada jenjang SD sedang digelar di Balikpapan, yakni untuk periode dua, sedangkan periode pertama sudah dituntaskan pada beberapa hari sebelumnya.
Pelatihan penerapan Kurikulum 2013 tingkat Provinsi Kaltim segera dilanjutkan pelatihan di tingkat kabupaten dan kota, sehingga tidak terlalu lama lagi para guru di sekolah-sekolah sudah memahaminya.
Dia juga berharap agar secepatnya dilakukan pelatihan penerapan buku Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan SLTA, sehingga para guru tidak perlu meraba lagi dalam menerapkan pelajaran, walaupun hasil rabaan dan kreativitas guru saat ini sudah bagus.
Menurutnya, Kurikulum 2013 lebih simpel karena objeknya lebih menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Ia mengatakan, inti dari Kurikulum 2013 adalah terdapat penyederhanaan dan tematik-integratif, karena disiapkan mencetak generasi yang siap menghadapi masa depan, sehingga kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013