Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Temindung Samarinda, Sutrisno, menyatakan hujan yang mengguyur daerah itu selama beberapa terakhir merupakan dampak badai tropis Soulix.

"Terjadinya hujan di Kota Samarinda selama beberapa hari terakhir disebabkan sebagian wilayah Indonesia terkena ekor dari badai tropis Soulix yang bergerak menuju ke utara mendekati Jepang dengan kecepatan mencapai 13 knot," kata Sutrisno, Selasa.

Terjadinya hujan itu juga disebabkan pengaruh suhu permukaan laut perairan Indonesia mencapai 30 hingga 31 derajat celsius sehingga memicu tingginya penguapan atau pembentuan awan aktif.

"Tingginya suhu permukaan laut di wilayah Indonesia menyebabkan pula tingginya penguapan sehingga memicu terjadinya awan. Hujan yang terus turun dalam beberapa hari ini juga menyebabkan suhu udara di Kota Samarinda relatif dingin dan tentunya kondisi ini sangat baik di bulan Suci Ramadhan sebab udara tidak terik," kata Sutrisno.

Namun, BMKG lanjut dia tetap menghimbau warga Kota Samarinda dan sekitarnya untuk tetap mewaspadai banjir khsusnya yang tinggal di wilayah yang rawan tergenang.

"Memang, saat ini sudah masuk dalam musim kemarau, tetapi karena kedua faktr tersebut yakni dampak badai trpois soulix dan tingginya suhu permukaan laut sehingga hujan masih memungkinkan terus terjadi," ujar Sutrisno.

Berdasarkan pantauan, dampak dari hujan yang mengguyur Kota Samarinda sepanjang Senin (15/7) menyebabkan sejumlah ruas jalan di daerah itu tergenang.

Bahkan, hingga Selasa, sejumlah jalan diantaranya, Jalan Remaja, sebagian Jalan Pangeran Antasari terlihat masih tergenang.

Selain terjadinya genangan air, suhu udara di wilayah Kota Samarinda menurut sebagain warga mengalami penurunan yang cukup drastis.

"Pada siang hari, udaranya terasa sangat dingin, apalagi malam. Kondisi ini jauh berbeda dari tahun-tahn sebelumnya," ungkap seorang warga Samarinda, Ali.

Namun, warga kata dia merasa bersyukur sebab suhu dingin tesebut justru menguntungkan warga yang tengah menjalankan ibadah puasa.

"Pada puasa tahun lalu, uadaranya sangat terik sehingga puasa terasa sangat berat. Namun saat ini, udaranya sejuk sehingga aktivitas kami tidak terasa walaupun tengah berpuasa," kata warga lainnya, Adi.   (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013