Bupati Kabupaten Berau, Kaltim Sri Juniarsih menyebutkan, Akademi Kampung atau pelatihan untuk masyarakat desa merupakan manifestasi dari visi membangun Indonesia dari Desa, sehingga sumber daya manusia desa akan meningkat dan bisa mandiri.
“Akademi Kampung yang digelar saat ini merupakan agenda yang kedua, setelah pelatihan sejenis yang pertama tahun lalu sukses,”ujar Sri Juniarsih di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, dalam rilis yang dikirim Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Kamis.
Diakuinya, hasil pelatihan pertama tahun lalu, yakni Akademi Kampung Sigap (Aksi Aspiratif Warga untuk Perubahan), antara lain penguatan pengurus Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam/ BUMDes), penguatan kapasitas pemimpin kampung, dan pengolahan data.
Untuk pelatihan tahun ini,lanjut Bupati, terdapat tiga pilar yang menjadi penekanan dalam mencapai kemandirian desa, yakni politik, ekonomi, dan akurasi data, karet data menjadi acuan dalam setiap perencanaan pembangunan.
Dari aspek politik, desa ada karena demokrasi lokal sebagai wujud kedaulatan politik, sehingga pemimpin desa perlu mendapat penguatan kapasitas politik, kepemimpinan, dan birokrasi, untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan bertanggungjawab.
Sementara itu, Manajer Hubungan Pemerintahan YKAN untuk Kabupaten Berau Gunawan Wibisono mengatakan, upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan bertanggungjawab ini diperkuat dengan pelatihan sistem informasi kampung terpadu.
Sedangkan pada tema manajemen BUMKam, hasil yang ingin dicapai untuk para peserta adalah kemampuan aparat desa dalam merencanakan, mengelola, dan mengembangkan BUMKam sebagai aset kewirausahaan.
Kemudahan melalui tema ekosistem kemandirian kampung, penguatan kapasitas dilakukan untuk membuka wawasan para peserta tentang berbagai isu strategis dan inovatif untuk kedaulatan kampung.
Dalam pelatihan ini juga disampaikan, terdapat tiga BUMKam yang mewakili tiga kawasan di Berau yang akan menjadi model sekolah kampung.
Tiga BUMKam itu adalah BUMKam Talisayan dari Kecamatan Talisayan yang mewakili kawasan pesisir, BUMKam Surya Jaya Abadi dari Kampung Labanan Makarti yang mewakili kawasan tengah, dan BUMKam Lebo Asik dari Kampung Merabu yang mewakili kawasan hulu.
'Ketiga wilayah tersebut mewakili ragam tipologi desa, yakni area pesisir dengan kekayaan baharinya, wilayah tengah yang didominasi dataran rendah, dan daerah hulu yang berada di dataran tinggi," kata Gunawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
“Akademi Kampung yang digelar saat ini merupakan agenda yang kedua, setelah pelatihan sejenis yang pertama tahun lalu sukses,”ujar Sri Juniarsih di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, dalam rilis yang dikirim Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Kamis.
Diakuinya, hasil pelatihan pertama tahun lalu, yakni Akademi Kampung Sigap (Aksi Aspiratif Warga untuk Perubahan), antara lain penguatan pengurus Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam/ BUMDes), penguatan kapasitas pemimpin kampung, dan pengolahan data.
Untuk pelatihan tahun ini,lanjut Bupati, terdapat tiga pilar yang menjadi penekanan dalam mencapai kemandirian desa, yakni politik, ekonomi, dan akurasi data, karet data menjadi acuan dalam setiap perencanaan pembangunan.
Dari aspek politik, desa ada karena demokrasi lokal sebagai wujud kedaulatan politik, sehingga pemimpin desa perlu mendapat penguatan kapasitas politik, kepemimpinan, dan birokrasi, untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan bertanggungjawab.
Sementara itu, Manajer Hubungan Pemerintahan YKAN untuk Kabupaten Berau Gunawan Wibisono mengatakan, upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan bertanggungjawab ini diperkuat dengan pelatihan sistem informasi kampung terpadu.
Sedangkan pada tema manajemen BUMKam, hasil yang ingin dicapai untuk para peserta adalah kemampuan aparat desa dalam merencanakan, mengelola, dan mengembangkan BUMKam sebagai aset kewirausahaan.
Kemudahan melalui tema ekosistem kemandirian kampung, penguatan kapasitas dilakukan untuk membuka wawasan para peserta tentang berbagai isu strategis dan inovatif untuk kedaulatan kampung.
Dalam pelatihan ini juga disampaikan, terdapat tiga BUMKam yang mewakili tiga kawasan di Berau yang akan menjadi model sekolah kampung.
Tiga BUMKam itu adalah BUMKam Talisayan dari Kecamatan Talisayan yang mewakili kawasan pesisir, BUMKam Surya Jaya Abadi dari Kampung Labanan Makarti yang mewakili kawasan tengah, dan BUMKam Lebo Asik dari Kampung Merabu yang mewakili kawasan hulu.
'Ketiga wilayah tersebut mewakili ragam tipologi desa, yakni area pesisir dengan kekayaan baharinya, wilayah tengah yang didominasi dataran rendah, dan daerah hulu yang berada di dataran tinggi," kata Gunawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022