Nunukan (ANTARA Kaltim)- Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengimpor beras dari Malaysia melalui pedagang lintasbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
"Impor dilakukan untuk menjaga stabilitas ketersediaan beras," ujar Kepala Bidang Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Daerah (BKPPD) Kabupaten Nunukan, Rukman, Jumat.
Ia menegaskan, apabila tidak mendapatkan pasokan beras setiap bulan dari Malaysia kemungkinan besar akan mengalami kekurangan karena konsumsi beras masyarakat setempat sebanyak 14.000 ton setiap bulan.
Sementara produksi beras lokal oleh petani Kabupaten Nunukan hanya bisa dicapai sekitar tujuh ton lebih setiap bulan, katanya.
Pada Mei 2013, tercatat oleh BKPPD Kabupaten Nunukan beras Malaysia masuk di wilayah itu melalui lima pintu yakni Pulau Nunukan sebanyak satu ton, Pulau Sebatik melalui Pelabuhan Rakyat Lalosalo dan Ajikuning sebanyak 2,8 ton, Sebatik Induk 12,78 ton, Sebatik Timur 3,1 ton.
Kondisi ini, lanjut Rukman, berlangsung hampir setiap hari yang dilakukan oleh sejumlah pedagang lintas batas di Pulau Nunukan dan Sebatik maupun perseorangan.
Menurut dia, beras yang diimpor dari Malaysia itu rata-rata dengan volume 10 kilogram dengan merek "Bernas" atau beras nasional.
Hanya saja, dia mengatakan, beras asal Malaysia ini tidak dapat dimasukkan dalam jumlah besar karena kualitasnya tidak mampu bersaing dengan beras lokal maupun yang dipasok dari Sulawesi Selatan.
Rukman menyebutkan, beras yang dipasok dari Sulawesi Selatan selama Mei 2013 sebanyak 103,189 ton yang masuk dua kali sepekan dengan menggunakan kapal swasta KM Thalia dan KM Cattleya Ekspres.
Ia memperkirakan, beras dari Malaysia akan bertambah masuk Kabupaten Nunukan pada saat bulan suci Ramadhan 1434 Hijriah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Impor dilakukan untuk menjaga stabilitas ketersediaan beras," ujar Kepala Bidang Ketahanan Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Daerah (BKPPD) Kabupaten Nunukan, Rukman, Jumat.
Ia menegaskan, apabila tidak mendapatkan pasokan beras setiap bulan dari Malaysia kemungkinan besar akan mengalami kekurangan karena konsumsi beras masyarakat setempat sebanyak 14.000 ton setiap bulan.
Sementara produksi beras lokal oleh petani Kabupaten Nunukan hanya bisa dicapai sekitar tujuh ton lebih setiap bulan, katanya.
Pada Mei 2013, tercatat oleh BKPPD Kabupaten Nunukan beras Malaysia masuk di wilayah itu melalui lima pintu yakni Pulau Nunukan sebanyak satu ton, Pulau Sebatik melalui Pelabuhan Rakyat Lalosalo dan Ajikuning sebanyak 2,8 ton, Sebatik Induk 12,78 ton, Sebatik Timur 3,1 ton.
Kondisi ini, lanjut Rukman, berlangsung hampir setiap hari yang dilakukan oleh sejumlah pedagang lintas batas di Pulau Nunukan dan Sebatik maupun perseorangan.
Menurut dia, beras yang diimpor dari Malaysia itu rata-rata dengan volume 10 kilogram dengan merek "Bernas" atau beras nasional.
Hanya saja, dia mengatakan, beras asal Malaysia ini tidak dapat dimasukkan dalam jumlah besar karena kualitasnya tidak mampu bersaing dengan beras lokal maupun yang dipasok dari Sulawesi Selatan.
Rukman menyebutkan, beras yang dipasok dari Sulawesi Selatan selama Mei 2013 sebanyak 103,189 ton yang masuk dua kali sepekan dengan menggunakan kapal swasta KM Thalia dan KM Cattleya Ekspres.
Ia memperkirakan, beras dari Malaysia akan bertambah masuk Kabupaten Nunukan pada saat bulan suci Ramadhan 1434 Hijriah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013