Samarinda (ANTARA Kaltim) - Menjelang Bulan Ramadan, tren harga berbagai komoditi cenderung naik. Salah satu faktor penyebabnya adalah peningkatan permintaan dari masyarakat luas. Hal ini wajar karena ditinjau dari segi ekonomi, jika permintaan naik, kemungkinan besar harga akan naik.

Namun, yang menjadi permasalahannya adalah kalau kenaikan harga itu terlalu besar atau terjadi lonjakan harga yang melampaui ambang batas kewajaran. Apalagi pemicu kenaikan harga tak hanya momen Ramadan ini, kebijakan kenaikan BBM diyakini otomatis melonjakkan hampir seluruh harga pasaran.

Untuk Itu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim menghimbau kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim maupun instansi terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kaltim untuk menjaga kestabilan harga komoditi khususnya sembako selama Ramadan.

Mengantisipasi lonjakan harga komoditi yang terlalu besar himbauan agar program operasi pasar (OP) atau inspeksi mendadak (Sidak) dengan melakukan pengecekan secara rutin untuk mengetahui data-data pasti penyebab kenaikan harga yang dilakukan pedagang, digaungkan oleh
Anggota Komisi II, Siti Qomariah.

”Masyarakat pada umumnya membeli barang-barang, terutama kebutuhan pokok dalam jumlah atau kuantitas yang lebih besar. Perlu keterpaduan semua bidang untuk mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kenaikan yang terlalu tajam dan perlunya pengamanan untuk jalur distribusi,” harapnya.

Selain menjaga kestabilan harga, politisi asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun menghimbau agar pemerintah intens melakukan pemantauan ke pasar untuk mengantisipasi penimbunan dan kekurangan stok bahan pokok.

“Jangan sampailah masyarakat terutama yang menengah kebawah bebannya semakin bertambah dengan lonjakan harga yang juga diperparah terbatasnya stok bahanakibat penimbunan pedagang. Untuk itu kami berharap segera kepada pihak terkait untuk mengantisipasi hal ini,” imbuhnya. (lin/dhi)



Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013