Bupati Katingan, Kalimantan Tengah, Sakariyas mengharapkan penerbangan perdana perintis bersubsidi dari Bandara Udara Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan pulang pergi dapat mendorong peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
"Beroperasinya penerbangan perintis dari Tumbang Samba menuju Banjarmasin pulang pergi pada hari ini merupakan perjuangan yang luar biasa," kata Sakariyas di Tumbang Samba, Selasa.
Dia meminta masyarakat Katingan untuk memanfaatkan penerbangan tersebut karena biaya tarif per penumpang terbilang cukup murah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan bila menggunakan transportasi darat atau mobil wisata, selain itu waktu yang ditempuh jauh lebih singkat
Disebutkan, tarif penerbangan Banjarmasin-Tumbang Samba sebesar Rp319.800 dan Tumbang Samba-Banjarmasin Rp399.800 dengan waktu tempuh berkisar 60 menit.
Khusus kepada investor yang mengembangkan usaha di Katingan, baik di bidang kehutanan, perkebunan dan pertambangan, dirinya mengharapkan agar juga menggunakan fasilitas penerbangan itu. Harapannya, Bandara Tumbang Samba semakin ramai dan tidak menutup kemungkinan akan dilandasi pesawat terbang yang lebih besar.
"Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Menteri Perhubungan, Dirjen Perhubungan Udara dan khususnya kepada Kepala Bandara Tumbang Samba pak Huntal Purba yang telah memperjuangkan adanya penerbangan ini," katanya.
Orang nomor satu di Katingan ini menyampaikan harapannya agar dalam waktu dekat ada penerbangan dari Tumbang Samba menuju Nanga Pinoh Kecamatan Malawi Kalimantan Barat, begitu juga sebaliknya.
Kepala Bandara Tumbang Samba Huntal Purba menjelaskan Bandara Tumbang Samba dibangun sekitar tahun 1985 dan sempat beroperasi selama tiga tahun, yaitu mulai 1987 hingga 1991.
Seiring perjalanan waktu pada 2012 dilakukan pengembangan. Salah satunya dengan menambah landasan pacu sekitar 300 meter sehingga total panjang landasan mencapai 900 meter dan mampu didarati pesawat dengan kapasitas 12 orang.
"Sejak saat itu hingga 2014, sebenarnya bandara ini sempat beroperasi kembali dengan rute Tumbang Samba-Palangka Raya. Namun kemudian pada 2015 hingga sekarang bandara ini tidak lagi beroperasi," ucapnya.
Dia menambahkan saat ini landasan pacu Bandara Tumbang Samba sudah mencapai 1200x30 meter dan bisa didarati oleh pesawat jenis ATR 42.
Kemudian dibuka rute penerbangan perintis bersubsidi yang ditanggung Kementerian Perhubungan. Rute yang dipilih yakni Banjarmasin-Tumbang Samba PP dengan jenis pesawat Cessna Caravan operator Susi Air bermuatan 12 orang setiap Senin.
"Semoga atas dukungan bapak Bupati, bapak/ibu dan masyarakat Kabupaten Katingan, Bandara Tumbang Samba bisa kita kembangkan dengan memakai pesawat yang lebih besar," ujar Huntal Purba.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022
"Beroperasinya penerbangan perintis dari Tumbang Samba menuju Banjarmasin pulang pergi pada hari ini merupakan perjuangan yang luar biasa," kata Sakariyas di Tumbang Samba, Selasa.
Dia meminta masyarakat Katingan untuk memanfaatkan penerbangan tersebut karena biaya tarif per penumpang terbilang cukup murah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan bila menggunakan transportasi darat atau mobil wisata, selain itu waktu yang ditempuh jauh lebih singkat
Disebutkan, tarif penerbangan Banjarmasin-Tumbang Samba sebesar Rp319.800 dan Tumbang Samba-Banjarmasin Rp399.800 dengan waktu tempuh berkisar 60 menit.
Khusus kepada investor yang mengembangkan usaha di Katingan, baik di bidang kehutanan, perkebunan dan pertambangan, dirinya mengharapkan agar juga menggunakan fasilitas penerbangan itu. Harapannya, Bandara Tumbang Samba semakin ramai dan tidak menutup kemungkinan akan dilandasi pesawat terbang yang lebih besar.
"Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Menteri Perhubungan, Dirjen Perhubungan Udara dan khususnya kepada Kepala Bandara Tumbang Samba pak Huntal Purba yang telah memperjuangkan adanya penerbangan ini," katanya.
Orang nomor satu di Katingan ini menyampaikan harapannya agar dalam waktu dekat ada penerbangan dari Tumbang Samba menuju Nanga Pinoh Kecamatan Malawi Kalimantan Barat, begitu juga sebaliknya.
Kepala Bandara Tumbang Samba Huntal Purba menjelaskan Bandara Tumbang Samba dibangun sekitar tahun 1985 dan sempat beroperasi selama tiga tahun, yaitu mulai 1987 hingga 1991.
Seiring perjalanan waktu pada 2012 dilakukan pengembangan. Salah satunya dengan menambah landasan pacu sekitar 300 meter sehingga total panjang landasan mencapai 900 meter dan mampu didarati pesawat dengan kapasitas 12 orang.
"Sejak saat itu hingga 2014, sebenarnya bandara ini sempat beroperasi kembali dengan rute Tumbang Samba-Palangka Raya. Namun kemudian pada 2015 hingga sekarang bandara ini tidak lagi beroperasi," ucapnya.
Dia menambahkan saat ini landasan pacu Bandara Tumbang Samba sudah mencapai 1200x30 meter dan bisa didarati oleh pesawat jenis ATR 42.
Kemudian dibuka rute penerbangan perintis bersubsidi yang ditanggung Kementerian Perhubungan. Rute yang dipilih yakni Banjarmasin-Tumbang Samba PP dengan jenis pesawat Cessna Caravan operator Susi Air bermuatan 12 orang setiap Senin.
"Semoga atas dukungan bapak Bupati, bapak/ibu dan masyarakat Kabupaten Katingan, Bandara Tumbang Samba bisa kita kembangkan dengan memakai pesawat yang lebih besar," ujar Huntal Purba.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2022