Koordinator Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Mayjen TNI Budiman mengatakan kebijakan memberlakukan "lockdown" (isolasi-red) di lingkungan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet sebagai upaya pemerintah mencegah penyebaran Omicron, varian baru COVID-19.
"Langkah ini salah satu respons pemerintah terhadap munculnya kasus Omicron dengan langsung melakukan 'lockdown', beruntung kasusnya ada di RSDC Wisma Atlet, artinya sudah terisolasi," ujar Budiman dalam konferensi pers secara daring yang digelar, Minggu.
Budiman menyebutkan, "lockdown" atau isolasi dilakukan di lingkungan RSD Wisma Atlet Kemayoran, sedangkan RSDC lainnya seperti di Pademangan, Pasar Rumput dan Nagrak tidak diberlakukan isolasi.
Menurut Budiman, "lockdown" sama dengan isolasi. Kegiatan isolasi di lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dilakukan secara ketat, tidak boleh keluar masuk. Personel yang berada di dalam tidak diperbolehkan keluar, sedangkan orang yang dari luar masuk ke wisma atlet wajib mengikuti prosedur pengamanan, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD).
"Misalnya dokter merawat pasien, maka harus menggunakan prosedur pengamanan dengan menggunakan APD," kata Budiman.
Sedangkan pasien yang mau atau dokter yang keluar, harus didisinfektan, dan mandi keramas sehingga pulang ke masyarakat dalam keadaan aman. Masa "lockdown" lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran berlangsung tujuh hari, mulai tanggal 17 Desember sampai dengan 23 Desember mendatang.
Pemberlakuan "lockdown" dicabut dengan melihat dinamika perkembangan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan WGS yang dikerjakan oleh personel di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Hingga saat ini total ada 3 pasien COVID-19 varian Omicron yang dirawat di RSDC Wisma Atlet, yakni Mr N seorang "office boy" di RSDC Wisma Atlet yang terkonfirmasi tanggal 15 Desember. Kemudian inisial I dan M merupakan repatriasi pelaku perjalanan dari luar negeri (Inggris dan Amerika) yang terkonfirmasi tanggal 17 Desember 2021.
Setelah terdeteksinya tiga orang tersebut, kata Budiman, pemerintah melakukan pelacakan dengan melacak orang yang kontak erat dengan ketiga pasien Omicron tersebut. Terdapat 10 orang yang ditesting hasilnya positif COVID-19, namun untuk mengetahui varian Omicron atau tidak masih menunggu pemeriksaan laboratorium.
Tiga pasien Omicron kini menjalani perawatan di Tower 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran, tanpa gejala dan kondisi mulai membaik.
Hingga saat ini RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk merawat pasien terkonfirmasi dari perjalan luar negeri di Tower 5 dan perjalanan dalam negeri di Tower 6.
Budiman menyebutkan, sejak 1 minggu lalu karena diperlukan untuk karantina, maka tower 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran digunakan untuk karantina pelaku perjalanannya dibuat pembatasan.
Lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dilakukan "lockdown" pembatasan diberlakukan di tower 4 dan 7.
"Jadi 'lockdown' hanya di komplek RSDC Wisma Atlet Kemayoran, itupun di luar dari tower 4 dan 7, karena terpisah di belakang," ujar Budiman.
Budiman juga mengatakan terdapat 1.316 tenaga kesehatan yang diisolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, ditambah petugas pengamanan dari Kodam yang ditempatkan di tower berjumlah 412 orang. Serta sumber daya dari non kesehatan sebanyak 354 orang, sehingga total ada 2.082 personel yang terkena kebijakan "lockdown" lingkungan RSDC Wisma Atlet.
Adapun untuk ketersediaan tempat tidur, Budiman mengatakan RSDC Wisma Atlet Kemayoran memiliki 7.894 kamar, dikurangi 4.700 kamar di tower 4 dan 7, sehingga jumlah tempat tidur yang tersedia kurang lebih 3.675 ditambah yang terisi pasien ada 217.
"Jadi kita memiliki cukup 3.892 tempat tidur, karena 4.700 tempat tidur dipakai untuk karantina," kata Budiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Langkah ini salah satu respons pemerintah terhadap munculnya kasus Omicron dengan langsung melakukan 'lockdown', beruntung kasusnya ada di RSDC Wisma Atlet, artinya sudah terisolasi," ujar Budiman dalam konferensi pers secara daring yang digelar, Minggu.
Budiman menyebutkan, "lockdown" atau isolasi dilakukan di lingkungan RSD Wisma Atlet Kemayoran, sedangkan RSDC lainnya seperti di Pademangan, Pasar Rumput dan Nagrak tidak diberlakukan isolasi.
Menurut Budiman, "lockdown" sama dengan isolasi. Kegiatan isolasi di lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dilakukan secara ketat, tidak boleh keluar masuk. Personel yang berada di dalam tidak diperbolehkan keluar, sedangkan orang yang dari luar masuk ke wisma atlet wajib mengikuti prosedur pengamanan, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD).
"Misalnya dokter merawat pasien, maka harus menggunakan prosedur pengamanan dengan menggunakan APD," kata Budiman.
Sedangkan pasien yang mau atau dokter yang keluar, harus didisinfektan, dan mandi keramas sehingga pulang ke masyarakat dalam keadaan aman. Masa "lockdown" lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran berlangsung tujuh hari, mulai tanggal 17 Desember sampai dengan 23 Desember mendatang.
Pemberlakuan "lockdown" dicabut dengan melihat dinamika perkembangan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan WGS yang dikerjakan oleh personel di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Hingga saat ini total ada 3 pasien COVID-19 varian Omicron yang dirawat di RSDC Wisma Atlet, yakni Mr N seorang "office boy" di RSDC Wisma Atlet yang terkonfirmasi tanggal 15 Desember. Kemudian inisial I dan M merupakan repatriasi pelaku perjalanan dari luar negeri (Inggris dan Amerika) yang terkonfirmasi tanggal 17 Desember 2021.
Setelah terdeteksinya tiga orang tersebut, kata Budiman, pemerintah melakukan pelacakan dengan melacak orang yang kontak erat dengan ketiga pasien Omicron tersebut. Terdapat 10 orang yang ditesting hasilnya positif COVID-19, namun untuk mengetahui varian Omicron atau tidak masih menunggu pemeriksaan laboratorium.
Tiga pasien Omicron kini menjalani perawatan di Tower 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran, tanpa gejala dan kondisi mulai membaik.
Hingga saat ini RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk merawat pasien terkonfirmasi dari perjalan luar negeri di Tower 5 dan perjalanan dalam negeri di Tower 6.
Budiman menyebutkan, sejak 1 minggu lalu karena diperlukan untuk karantina, maka tower 4 dan 7 RSDC Wisma Atlet Kemayoran digunakan untuk karantina pelaku perjalanannya dibuat pembatasan.
Lingkungan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dilakukan "lockdown" pembatasan diberlakukan di tower 4 dan 7.
"Jadi 'lockdown' hanya di komplek RSDC Wisma Atlet Kemayoran, itupun di luar dari tower 4 dan 7, karena terpisah di belakang," ujar Budiman.
Budiman juga mengatakan terdapat 1.316 tenaga kesehatan yang diisolasi di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, ditambah petugas pengamanan dari Kodam yang ditempatkan di tower berjumlah 412 orang. Serta sumber daya dari non kesehatan sebanyak 354 orang, sehingga total ada 2.082 personel yang terkena kebijakan "lockdown" lingkungan RSDC Wisma Atlet.
Adapun untuk ketersediaan tempat tidur, Budiman mengatakan RSDC Wisma Atlet Kemayoran memiliki 7.894 kamar, dikurangi 4.700 kamar di tower 4 dan 7, sehingga jumlah tempat tidur yang tersedia kurang lebih 3.675 ditambah yang terisi pasien ada 217.
"Jadi kita memiliki cukup 3.892 tempat tidur, karena 4.700 tempat tidur dipakai untuk karantina," kata Budiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021