Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltim melatih masyarakat mengembangkan produk pariwisata berbasis ekonomi masyarakat di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, mengingat tingginya pengunjung di pulau ini namun masih minim produk lokal yang bisa dijadikan kenangan.
 

"Pelatihan pengolahan dan pengembangan produk pariwisata ini sudah berjalan dua tahun ini, sedangkan untuk pendampingannya dilakukan selama tiga tahun sehingga mereka bisa mandiri," ujar Kepala BI Perwakilan Provinsi Kaltim Tutuk SH Cahyono di Samarinda, Selasa.
 
Pelatihan berbagai jenis keterampilan mengolah barang yang sebelumnya tidak berguna menjadi produk bernilai ini, harapannya adalah agar wisatawan yang berkunjung memperoleh kenang-kenangan berupa souvernir khas Maratua.
 
Sebelumnya, saat Tutuk membawa rombongan wartawan ke Pulau Maratua selama tiga hari, ia juga menunjukkan beberapa UMK yang dilatihnya selama ini, seperti UMK yang memanfaatkan kulit kerang menjadi souvernir cantik, UMK pengolah gelang, kalung, dan lainnya.
 
Dalam melatih masyarakat mengolah souvernir dan makanan atau minuman khas Maratua sekaligus melakukan pendampingan selama tiga tahun, ia menggandeng Pusat Perencanaan Pengembangan Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung (P-P2PAR ITB). 
 
"Selain dilatih, masyarakat juga terus didampingi sampai mandiri. Tadi sudah kita lihat sama-sama bahwa produk mereka cantik. Begitu juga dengan olahan makanan dan minuman mereka, rasanya pun nikmat," ujar Tutuk yang akhir bulan ini akan dipindah ke BI Perwakilan China tersebut.
 
Sementara itu, Koordinator Bidang Operasional dan SDM P2PAR ITB khusus wilayah Maratua Yani Andriani mengatakan, dalam pendampingan di Maratua, ia menangani empat desa, yakni Desa Teluk Alulu, Teluk Harapan, Bohe Silian, dan Desa Payung-Payung.
 
Menurutnya, program sosial dari BI Kaltim untuk pelaku UMK Maratua adalah dalam rangka meningkatkan wawasan, motivasi, dan mengembangkan potensi lokal untuk menciptakan produk pariwisata unggulan.
 
"Program sosial BI di Maratu memberika 6 paket pelatihan dan 11 pendampingan pada 7 program yang sudah ditetapkan. Program ini berlangsung tiga tahun sejak 2020 sehingga tersisa satu tahun lagi," ucap Yani.
 
Program yang dijalankan di Maratua adalah meningkatkan sadar wisata dan sadar lingkungan, mengembangkan kelembagaan berbasis masyarakat, berkembangnya produk pariwisata berupa kriya, kuliner, wisata alam dan budaya.
 
"Kemudian tersedianya homestay tematik berstandar nasional dan internasional, berkembangnya UMK bidang industri kreatif seperti kriya dan kuliner, serta tersedianya jaringan dan pengelolaan pemasaran berbasis digital," katanya.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021