Samarinda (ANTARA Kaltim) - Bandara Temindung Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, sempat ditutup akibat unjuk rasa yang dilakukan puluhan warga perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kabupaten Malinau.

"Melihat kondisi yang tidak memungkinkan dilakukan aktivitas penerbangan, maka pada pukul 11.00 Wita, kami selaku otoritas Bandara Temindung Samarinda terpaksa menghentikan semua jadwal penerbangan dan kedatangan. Penghentian aktivitas itu kami putuskan mulai pukul 11.00 Wita hingga 16.00 Wita," kata Kepala Seksi Keamanan dan Keselamatan Transportasi Bandara Temindung Samarinda, Roesmato, kepada wartawan, ditemui di sela-sela unjuk rasa warga perbatasan tersebut.

Pada Rabu pagi, kata Roesmato, aktivitas penerbangan di Bandara Temindung masih sempat berjalan normal.

Namun, Sekitar pukul 10.00 Wita, puluhan orang yang mengaku warga perbatasan di Kabupaten Malinau langsung menggelar unjuk rasa di halaman bandara.

"Pada Rabu pagi masih sempat dua pesawat mendarat namun setelah massa mulai berdemonstrasi satu pesawat yang rencananya akan melayani penerbangan menuju Long Ampung terpaksa kami batalkan dan pesawat tersebut langsung dialihkan ke Balikpapan," katanya.

"Jadi, ada dua penerbangan yang terganggu yakni ke Long Ampung dan Malinau menggunakan Susi Air. Keputusan penutupan aktivitas Bandara ini terpaksa dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan apalagi kondisi Bandara Temindung berbeda dengan bandara lainnya karena ring satu langsung berhubungan ke sisi udara," ungkap Roesmanto.

Namun, pada Rabu siang sekitar pukul 12.30 Wita, pihak otoritas Bandara Temindung Samarinda akhirnya membuka kembali aktivitas penerbangan, menyusul puluhan massa yang sebelumnya berunjuk rasa beralih ke Kantor Gubernur Kaltim.

"Setelah massa meninggalkan Bandara Temindung dan melihat kondisi yang sudah kondusif sehingga kami kembali membuka aktivitas penerbangan," kata Roesmanto.

Unjuk rasa yang dilakukan puluhan massa yang mengatasnamakan diri warga perbatasan di Kabupaten Malinau itu menuntut kejelasan penerbangan bersubsidi ke wilayah perbatasan.

Sekitar 450 personel gabungan dari Satuan Samapta Polresta Samarinda dan Brimob Polda Kaltim bersenjata lengkap terlihat bersiaga di kawasan bandara perintis menuju ke pedalaman Kaltim tersebut.

Pada unjuk rasa tahun sebelumnya (2012) warga perbatasan itu juga sempat melakukan unjuk rasa di Bandara Temindung yang juga menuntut kejelasan penerbangan bersubsidi namun saat itu massa sempat masuk hingga ke landas pacu dan merusak sejumlah fasilitas bandara.

"Kami hanya melakukan antisipasi dengan menerjunkan personil baik dari Polresta Samarinda sendiri maupun Brimob. Kami mendukung penyampaian aspirasi dari masyarakat yang penting tidak melakukan tindakan anarkis apalagi bandara merupakan salah satu objek vital," kata Kapolresta Samarinda Komisaris Besar Arief Prapto. (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013