Sangatta (ANTARA Kaltim) - Warga RT 44 Gang Banjar, Desa Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengharapkan pemkab setempat agar merealisasikan janjinya membangun tanggul penahan abrasi, yang longsor beberapa waktu lalu.
Salah satu warga Gang Banjar RT 44, yang rumahnya terancam ambruk, akibat abrasi sungai, Khadijah (30 tahun), Minggu (24/3), meminta Pemkab Kutai Timur agar tidak hanya berjanji kepada masyarakat, namun hendaknya dibuktikan dengan membangun tanggul.
"Rumah saya tinggal setengah meter dari bibir sungai yang runtuh, kalau tidak ada perbaikan rumah kami akan runtuh masuk sungai," kata Khadijah.
Menurut Khadijah, beberapa tahun lalu posisi rumah sekitar 10 meter dari pinggir sungai Sangatta, namun akibat sering longsor, akhirnya tinggal setengah meter.
Setiap terjadi banjir, tanah belakang dapur rumah longsor sedikit-sedikit, namun karena sudah lama dan tidak pernah diperbaiki, akhirnya sekarang semakin terkikis hingga mendekati dapur.
"Kami semakin takut tinggal di rumah saat hujan deras dan banjir. Takut rumah runtuh dan terseret air banjir," kata Khadijah.
Hasnah, juga warga gang Banjar, mengatakan, Pemkab Kutai Timur terutama dinas pekerjaan umum (DPU) agar membangun tanggul agar tidak terjadi abrasi sungai yang mengancam warga di sini.
Waktu terjadi longsor beberapa waktu lalu, banyak sekali pejabat datang termasuk Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman dan pejabat Dinas PU meninjau.
Mereka janji-janji saat melihat kondisi longsor, namun hingga sekarang tidak ada lagi yang datang, apakah nanti dikerjakan atau tidak.
Asisten Kesra Pemkab Kutai Timur, H Mugeni mengatakan, telah mengusulkan Dinas Pekerjaan Umum agar memprogramkan pembangunan tanggul penahan abrasi di gang Banjar.
"Sudah saya sampaikan ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum, agar segera membuat perencanaan membanguan tanggul penahan abrasi, karena kondisinya membahayakan warga setempat," kata H Mugeni.
Menurut Mugeni, kondisi sungai di sepanjang Teluk Lingga, memprihatinkan karena tanahnya sepertinya rapuh,karena ketika terjadi hujan deras dan banjir terjadi longsor kecil.
"Sepanjang sungai sangatta yang saya lihat, memang kondisinya rusak bahkan di beberapa titik terlihat jelas longsor dan runtuh," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Salah satu warga Gang Banjar RT 44, yang rumahnya terancam ambruk, akibat abrasi sungai, Khadijah (30 tahun), Minggu (24/3), meminta Pemkab Kutai Timur agar tidak hanya berjanji kepada masyarakat, namun hendaknya dibuktikan dengan membangun tanggul.
"Rumah saya tinggal setengah meter dari bibir sungai yang runtuh, kalau tidak ada perbaikan rumah kami akan runtuh masuk sungai," kata Khadijah.
Menurut Khadijah, beberapa tahun lalu posisi rumah sekitar 10 meter dari pinggir sungai Sangatta, namun akibat sering longsor, akhirnya tinggal setengah meter.
Setiap terjadi banjir, tanah belakang dapur rumah longsor sedikit-sedikit, namun karena sudah lama dan tidak pernah diperbaiki, akhirnya sekarang semakin terkikis hingga mendekati dapur.
"Kami semakin takut tinggal di rumah saat hujan deras dan banjir. Takut rumah runtuh dan terseret air banjir," kata Khadijah.
Hasnah, juga warga gang Banjar, mengatakan, Pemkab Kutai Timur terutama dinas pekerjaan umum (DPU) agar membangun tanggul agar tidak terjadi abrasi sungai yang mengancam warga di sini.
Waktu terjadi longsor beberapa waktu lalu, banyak sekali pejabat datang termasuk Wakil Bupati Ardiansyah Sulaiman dan pejabat Dinas PU meninjau.
Mereka janji-janji saat melihat kondisi longsor, namun hingga sekarang tidak ada lagi yang datang, apakah nanti dikerjakan atau tidak.
Asisten Kesra Pemkab Kutai Timur, H Mugeni mengatakan, telah mengusulkan Dinas Pekerjaan Umum agar memprogramkan pembangunan tanggul penahan abrasi di gang Banjar.
"Sudah saya sampaikan ke Kepala Dinas Pekerjaan Umum, agar segera membuat perencanaan membanguan tanggul penahan abrasi, karena kondisinya membahayakan warga setempat," kata H Mugeni.
Menurut Mugeni, kondisi sungai di sepanjang Teluk Lingga, memprihatinkan karena tanahnya sepertinya rapuh,karena ketika terjadi hujan deras dan banjir terjadi longsor kecil.
"Sepanjang sungai sangatta yang saya lihat, memang kondisinya rusak bahkan di beberapa titik terlihat jelas longsor dan runtuh," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013