Nunukan (ANTARA Kaltim) - Beras merk "Nasional" asal Malaysia yang mulai banyak diperjualbelikan di sejumlah pasar di Kabupaten Nunukan, tidak mempengaruhi harga beras lokal.
Sapri, pedagang sembako di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, Kamis mengaku keberadaan beras Nasional Malaysia di Kabupaten Nunukan disuplai oleh disrtibutor lokal seharga Rp83.000 per zak dengan berat 10 kilogram.
Ia mengatakan, maraknya beras Malaysia di daerah itu mendapat sambutan positif dari masyarakat karena harganya lebih murah daripada beras lokal dengan ukuran yang sama. "Harga beras lokal berisi 10 kilogram Rp85.000 per zak," ujarnya.
"Tidak mempengaruhi juga harga beras lokal, jadi saya rasa tidak ada masalah apalagi banyak juga yang berminat karena harganya lebih murah dan kualitasnya agak keras," sebutnya.
Ia menambahkan, sebelumnya banyak pengusaha beras lokal yang komplain keberadaan beras Malaysia di pasaran. Namun saat ini, Sapri mengaku dengan berjalannya waktu sampai saat ini sudah tidak ada lagi.
Sapri yang memiliki kios di Pasar Inhutani ini mengatakan walaupun harga beras Malaysia mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp80.000 per zak tetap banyak peminatnya disebabkan kualitasnya berbeda dengan beras lokal.
"Beras dari Malaysia ini warnanya putih bersih dan agak keras jika dimasak. Kemudian "broken" atau yang patah hanya 15 persen saja," ujarnya.
Sapri yang sehari-harinya melayani penjual eceran di sejumlah pasar di Kabupaten Nunukan ini mengatakan, beras asal Malaysia diperoleh dari langganannya di Mantikas dan Bambangan Pulau Sebatik Nunukan.
Ia memperkirakan beras ini masuk ke Kabupaten Nunukan melalui seorang pengusaha di Pulau Sebatik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
Sapri, pedagang sembako di Pasar Inhutani Kabupaten Nunukan, Kamis mengaku keberadaan beras Nasional Malaysia di Kabupaten Nunukan disuplai oleh disrtibutor lokal seharga Rp83.000 per zak dengan berat 10 kilogram.
Ia mengatakan, maraknya beras Malaysia di daerah itu mendapat sambutan positif dari masyarakat karena harganya lebih murah daripada beras lokal dengan ukuran yang sama. "Harga beras lokal berisi 10 kilogram Rp85.000 per zak," ujarnya.
"Tidak mempengaruhi juga harga beras lokal, jadi saya rasa tidak ada masalah apalagi banyak juga yang berminat karena harganya lebih murah dan kualitasnya agak keras," sebutnya.
Ia menambahkan, sebelumnya banyak pengusaha beras lokal yang komplain keberadaan beras Malaysia di pasaran. Namun saat ini, Sapri mengaku dengan berjalannya waktu sampai saat ini sudah tidak ada lagi.
Sapri yang memiliki kios di Pasar Inhutani ini mengatakan walaupun harga beras Malaysia mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp80.000 per zak tetap banyak peminatnya disebabkan kualitasnya berbeda dengan beras lokal.
"Beras dari Malaysia ini warnanya putih bersih dan agak keras jika dimasak. Kemudian "broken" atau yang patah hanya 15 persen saja," ujarnya.
Sapri yang sehari-harinya melayani penjual eceran di sejumlah pasar di Kabupaten Nunukan ini mengatakan, beras asal Malaysia diperoleh dari langganannya di Mantikas dan Bambangan Pulau Sebatik Nunukan.
Ia memperkirakan beras ini masuk ke Kabupaten Nunukan melalui seorang pengusaha di Pulau Sebatik. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013