Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Jantur, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat terutama terkait modal usaha.
"Saya berharap ada perhatian dari pemerintah setempat terutama pada pinjaman modal usaha dengan bunga yang rendah," ucap Pelaku UMKM Desa Jantur Dina Marliyana di Desa Jantur, Jumat.
Dikatakannya, dengan adanya bantuan modal dari pemerintah setempat nantinya usaha yang sedang digelutinya itu bisa bertahan dan bertambah maju.
Selain itu, nantinya apabila sukses bisa menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi warga setempat untuk bisa bekerja di tempat usahanya.
Pelaku usaha dalam bidang perdagangan ikan asin air tawar itu sampai saat ini tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
"Andai ada perhatian dari pemerintah terkait pinjaman maka itu bisa di lakukan buat menambah modal usaha dan membuat pagar di sekitar gudangnya untuk menghindari pencurian ikan," ujar Acil Ana sapaan akrab pelaku UMKM Desa Juntar itu.
Untuk diketahui, Acil Ana merupakan pelaku UMKM yang saat ini memiliki gudang dan areal penjemuran ikan asin berukuran lebar 22 meter.
"Bisnis ikan asin air tawar ini sangat menjanjikan ke depannya apabila didukung dengan permodalan yang kuat dan perhatian dari pemerintah setempat," ucapnya kepada Wartawan ANTARA Biro Kalimantan Timur.
Jenis ikan asin air tawar yang di produksi Acil Ana itu di antaranya Ikan Sepat (ss), Ikan biawan (bw), Ikan Repang (rb), Ikan Manangin, Ikan Tauman dan Ikan Haruan atau Gabus.
Terus dikatakannya, dalam perbulan transaksi perputaran keuangan dari usaha tersebut bisa mencapai Rp1 Miliar dengan pengiriman ke Bandung serta Jakarta.
"Kita ambil contoh satu jenis Ikan Tauman kirim ke Jakarta sebanyak dua ton dengan harga Rp190 juta perminggu belum lagi jenis ikan lainnya jadi benar saja perputaran uang perbulan bisa mencapai Rp1 miliar," kata wanita asli dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan itu.
Acil Ana merupakan mengumpul ikan air tawar dari para petani keramba yang menjual ikan kepadanya setelah itu diolah hingga menjadi ikan asin melalui proses penggaraman di gudangnya.
"Bisnis ikan asin ini tidak pernah sepi dan banyak peminatnya karena usaha ini termasuk dalam makanan pokok sehari-hari masyarakat," tuturnya yang telah menggeluti usaha tersebut sekitar 23 tahun itu.
Ibu pemilik dua orang anak itu terus mengatakan selain karena kurangnya modal, dirinya juga mengeluhkan terkait pencurian ikan yang dialaminya.
"Ikan saya sering hilang dicuri, tidak sedikit yang hilang dalam sehari bisa mencapai satu pikul atau 100 kg dengan kerugian Rp9,5 juta, untuk mohon agar pihak kepolisian bisa lebih memfokuskan patroli Kamtibmas di Desa Jantur," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Saya berharap ada perhatian dari pemerintah setempat terutama pada pinjaman modal usaha dengan bunga yang rendah," ucap Pelaku UMKM Desa Jantur Dina Marliyana di Desa Jantur, Jumat.
Dikatakannya, dengan adanya bantuan modal dari pemerintah setempat nantinya usaha yang sedang digelutinya itu bisa bertahan dan bertambah maju.
Selain itu, nantinya apabila sukses bisa menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi warga setempat untuk bisa bekerja di tempat usahanya.
Pelaku usaha dalam bidang perdagangan ikan asin air tawar itu sampai saat ini tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
"Andai ada perhatian dari pemerintah terkait pinjaman maka itu bisa di lakukan buat menambah modal usaha dan membuat pagar di sekitar gudangnya untuk menghindari pencurian ikan," ujar Acil Ana sapaan akrab pelaku UMKM Desa Juntar itu.
Untuk diketahui, Acil Ana merupakan pelaku UMKM yang saat ini memiliki gudang dan areal penjemuran ikan asin berukuran lebar 22 meter.
"Bisnis ikan asin air tawar ini sangat menjanjikan ke depannya apabila didukung dengan permodalan yang kuat dan perhatian dari pemerintah setempat," ucapnya kepada Wartawan ANTARA Biro Kalimantan Timur.
Jenis ikan asin air tawar yang di produksi Acil Ana itu di antaranya Ikan Sepat (ss), Ikan biawan (bw), Ikan Repang (rb), Ikan Manangin, Ikan Tauman dan Ikan Haruan atau Gabus.
Terus dikatakannya, dalam perbulan transaksi perputaran keuangan dari usaha tersebut bisa mencapai Rp1 Miliar dengan pengiriman ke Bandung serta Jakarta.
"Kita ambil contoh satu jenis Ikan Tauman kirim ke Jakarta sebanyak dua ton dengan harga Rp190 juta perminggu belum lagi jenis ikan lainnya jadi benar saja perputaran uang perbulan bisa mencapai Rp1 miliar," kata wanita asli dari Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan itu.
Acil Ana merupakan mengumpul ikan air tawar dari para petani keramba yang menjual ikan kepadanya setelah itu diolah hingga menjadi ikan asin melalui proses penggaraman di gudangnya.
"Bisnis ikan asin ini tidak pernah sepi dan banyak peminatnya karena usaha ini termasuk dalam makanan pokok sehari-hari masyarakat," tuturnya yang telah menggeluti usaha tersebut sekitar 23 tahun itu.
Ibu pemilik dua orang anak itu terus mengatakan selain karena kurangnya modal, dirinya juga mengeluhkan terkait pencurian ikan yang dialaminya.
"Ikan saya sering hilang dicuri, tidak sedikit yang hilang dalam sehari bisa mencapai satu pikul atau 100 kg dengan kerugian Rp9,5 juta, untuk mohon agar pihak kepolisian bisa lebih memfokuskan patroli Kamtibmas di Desa Jantur," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021