Penajam (ANTARA Kaltim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menyatakan dari hasil validasi data pencatatan dan laporan serta survei gizi tercatat 18 balita mengalami gizi buruk dan 123 lainnya kekurangan gizi.

"Mereka semua dari 281 balita yang mengalami masalah gizi, termasuk juga 78 anak yang kelebihan gizi," kata Sekretaris Dinkes PPU Sutrisno, Kamis.

Jumlah balita yang bergizi baik atau mendapat asupan gizi yang normal mencapai 18.700 anak di seluruh PPU.

Untuk balita yang mengalami gizi buruk itu Dinkes segera mengambil tindakan dengan membantu keluarga balita tersebut dengan asupan gizi yang cukup.

"Dengan begitu kami harapkan terjadi penurunan kasus gizi buruk di PPU ini," sambung Sutrisno.

Sutrisno juga mengungkapkan bahwa memang sejak akhir tahun 2012 lalu sesuai dengan hasil validasi data pencatatan dan pelaporan dari tingkat Posyandu, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan sendiri, terjadi perubahan status ke arah yang lebih baik dari para balita dan anak yang mengalami gizi buruk.

"Ada beberapa anak yang awalnya status gizi buruk sudah menjadi gizi baik pada akhir tahun 2012 lalu," ujar Sutrisno.

Menurutnya, penyebab masalah gizi secara umum diakibatkan asupan gizi yang kurang dikarenakan kebodohan dan kemiskinan.

"Meski serba kekurangan, tapi bila orangtuanya cukup mengetahui jenis makanan yang murah namun bergizi tinggi, seperti makan nasi dengan lauk ikan atau tahu tempe, itu sudah cukup memberi asupan gizi. Atau bagi bayi yang masih menyusu, cukup dengan Air Susu Ibu saja pun bayi tidak akan kekurangan gizi. Bagi ibunya sendiri, banyak makan sayur yang bisa ditanam di pekarangan juga sudah cukup memberi gizi yang baik," kata Sutrisno panjang lebar.

Sutrisno juga menambahkan, untuk melihat keadaan gizi atau pola makan anak bisa ditandai dari berat badan menurut umur dan tinggi badan menurut umur, serta lingkar lengan atas menurut umur.

"Sebab itulah kami terus melakukan penyuluhan tentang gizi di Posyandu, Puskesmas dan kelompok-kelompok ibu," jelas Sutrisno.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga melakukan revitalisasi dan peningkatan pelayanan di Posyandu, deteksi dini tumbuh kembang anak di Posyandu, Puskesmas, dan di kelompok pendidikan anak usia dini (PAUD).

"Tidak kalah pentingnya juga itu tadi, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan makanan tambahan," kata Sutrisno. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013