Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Balikpapan kembali merelokasi perajin tahu tempe ke Kawasan Industri Kecil Somber (KIKS) di Batu Ampar, Balikpapan Utara.

"Di kawasan itu sudah ada 60 perajin tahu tempe dan akan masuk 15 lagi," kata Doortje Marpaung, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop) Kota Balikpapan, Kamis (21/2).

Di seluruh Balikpapan ada 118 perajin tahu tempe. Mereka memenuhi kebutuhan tahu dan tempe bagi Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser, bahkan juga Samarinda.

Menurut Doortje, Pemkot merelokasi para perajin tersebut secara bertahap, apalagi karena yang direlokasi sesungguhnya adalah tempat produksinya yang rentan mencemari lingkungan tersebut.

"Relokasinya bertahap sampai akhirnya semua dapat tempat di KIKS," jelas Doortje.

Untuk relokasi ini, Pemkot Balikpapan mendapat bantuan Rp15 miliar dari Pemprov Kaltim.

Para perajin yang sudah berada di KIKS akan mendapat pembinaan dari Disperindagkop untuk meningkatkan mutu produk mereka dan menjaga lingkungan mereka.

Kepada para perajin juga diberikan fasilitas untuk penggunaan teknologi, ketersediaan sumber air, listrik, hingga bagaimana menjaga higienitas produk tahu tempe yang dihasilkan.

"Jadi mereka bukan sekadar kita relokasi begitu saja. Ada berbagai pembinaan yang akan diberikan, makanya kita tempatkan di situ supaya mudah, karena selama ini kan perajin tahu tempe lokasinya berbeda-beda," kata Doortje.

Luas KIKS seluruhnya 9 hektare dan saat ini baru 3 hektare yang digunakan perajin tahu tempe. Doortje berharap seluruhnya lahan yang disediakan mmampu dimaksimalkan perajin tahu tempe.

Menurut Kepala Disperindagkop, KIKS juga menjadi kawasan hijau dan dikelola oleh Badan Pengelola KIKS.

Keberadaan KIKS juga sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2005-2015, di mana Balikpapan Utara memang difokuskan untuk sektor industri.

Selain KIKS, juga ada Kawasan Industri Karingau (KIK) dengan pusat Pelabuhan Peti Kemas Kariangau. (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013