Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan formal, secara sistematis merencanakan bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan beragam kegiatan belajar.

Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan.

Pendidikan merupakan harga mati dalam sebuah kehidupan,  karena pendidikan adalah hak asasi manusia seperti yang tertuang dalam Piagam Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)  (Universal Declaration of Human Right).

Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multi makna.  Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.  

Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan menghitung bagi segenap warga masyarakat.  Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. 

Pendidikan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan, aspirasi dan tuntunan masyarakat melalui kegiatan evaluasi dan pengembangan program pembaharuan pendidikan. (Depdiknas, 2000)

Tujuan Pendidikan antara lain adalah  menjadikan  anak yang cerdas  dan berkarakter  (Kecerdasan Rasional, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Religius ).  Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.

Hanya saja Pendidikan masih dianggap mahal bagi sebagian besar masyarakat kita, walaupun uang sekolah  dan uang gedung digratiskan pemerintah, tetapi tidak kalah mahalnya adalah harga buku pelajaran.

Buku ini  kerap dikeluhkan oleh orang tua siswa karena  harganya tidak murah dan jumlah  bukunya  banyak,  kurang lebih 17 buku yang harus dibeli. Untuk itu  buku pelajaran bagi siswa SMA/sederajat digratiskan kenapa tidak?

Sesuai informasi yang saya peroleh dari orang tua siswa, bahwa  mereka mengeluarkan  biaya untuk pembelian buku dua  kali dalam satu tahun,  yaitu  pada semester I (pertama )  dan Semester II (kedua).    
Dalam satu semester orang tua  harus membeli  kurang lebih 17  buku pelajaran. Ambil  contoh untuk kelas XII IPA adalah :

No    Mata Pelajaran                   Harga (Rp)           Jumlah (Rp)
1     Pendidikan Agama                45,000,00   
2     Kewarganegaraan                  45,000,00   
3     Bahasa & Sastra Indonesia    60.000,00   
4     Bahasa Inggris                       29,000,00   
5     Matematika                            87,000,00   
6     LKS Seni Budaya                  12,000,00   
7     Sejarah                                   39,000,00   
8     Kimia                                     73,000,00   
9     Biologi                                   75,000,00   
10   Fisika                                     97,000,00   
11   TIK                                        45,000,00   
12   Penjaskes                               48.000,00   
13   LKS TIK                                12,000,00   
14   LKS Sejarah                          10,000,00   
15   LKS Bahasa Indonesia          15.000,00   
16   PR Bahasa Inggris                 17,500,00   
17    PR Fisika                              10,000,00   
J U M L A H                              720.000,00 x 2    1.440,000,00

Jumlah SMA/SMK/MA se-Kaltim: 420 unit. Jumlah Murid: 130.000  siswa  x  Rp1.440.000 (harga buku/tahun/orang ) = Rp187,2 miliar.

Buku gratis mengapa tidak, karena  20 persen dari total APBD  untuk biaya pendidikan sebagaimana amanah UUD 1945 dan UU Sisdiknas. Buku gratis  bukan tanpa alasan,  karena   APBD Kalimantan Timur 2013  Rp13 triliun.

Anggaran  Dinas Pendidikan Kaltim pada APBD 2013 Rp549,99 miliar, naik  dibandingkan tahun 2012  Rp285 miliar.

Anggaran Dinas Pendidikan Kaltim 2013 adalah  untuk  belanja di bidang pendidikan yang diarahkan guna perluasan dan akses peningkatan indeks pendidikan yang meliputi beberapa program seperti,  pendidikan anak usia dini,  wajib belajar 12 tahun, pengembangan pendidikan non formal, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen pelayanan pendidikan, peningkatan pendidikan dan pengembangan SDM.

Buku gratis yang pada tingkat SMA/sederajat memerlukan anggaran Rp187,2 miliar, bukan hal yang mustahil untuk dipenuhi pemerintah, sehingga orang tua murid tak harus dipusingkan dengan pengeluaran tersebut setiap tahunnya. Syukur-syukur tingkat SD/sederajat  dan SMP/sederajat juga dapat disediakan. (Humas DPRD Kaltim/adv/mir)

*) Anggota Komisi IV asal Fraksi Partai Demokrat

Pewarta: Hj Puji Astuti *)

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013