Tenaga Ahli Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Dr Aji Sofyan Effendi SE, M.Si mengatakan, defisit anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tahun ini tidak hanya dialami oleh PPU, tapi APBD lain pun sama, bahkan APBN pun demikian.


"Tahun ini APBD PPU diprediksi defisit ratusan miliar, salah satu penyebabnya adalah anggaran kurang salur dari pemerintah pusat senilai Rp200 miliar yang gagal diterima oleh Pemkab PPU," ujar Aji di Penajam, Kamis.

Defisit APBD, lanjutnya, dialami oleh hampir seluruh kabupaten/kota bukan hanya di Provinsi Kaltim, tapi oleh daerah lain di Indonesia karena memang perekonomian nasional, bahkan global pun sedang lesu akibat COVID-19.

"Apalagi di era kepemimpinan AGM (Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud alias AGM) ditinggali hutang-hutang yang harus dibayar ratusan miliar rupiah. Ini menyebabkan kapasitas fiskal di era AGM relatif kecil akibat hutang-hutang tersebut," tutur Aji Sofyan.

Di akhir-akhir tahun pertama kepemimpinan AGM, lanjutnya, dunia dilanda pandemi COVID-19. Hal ini mengharuskan APBD difokuskan pada penanggulangan wabah dan perbaikan ekonomi bagi masyarakat secara langsung.

Menurutnya, masyarakat ada yang tidak mengetahui persoalan ini, sehingga kemudian direfleksikan dengan pengumpulan koin yang rencananya disumbangkan ke Pemkab PPU untuk membantu pemerintah daerah yang sedang defisit.

"Saya pikir niat sejumlah warga PPU yang akan mengumpulkan koin untuk membantu pemda ini bagus, karena mungkin mereka prihatin juga. Tentu saja ini bagus, asal jangan dipolitisir," katanya.

Jika ada pihak yang mempolitisir niat baik ini, ia khawatir terjadi gesekan di tingkat bawah yang bisa membuat situasi kamtibmas terganggu.

"Di tengah kesulitan masyarakat seperti ini, saya sepakat menumbuhkan rasa empati, simpati, dan toleransi. Kami tidak melihat besarnya, tapi justru melihat bahwa masyarakat PPU peduli akan kesulitan keuangan daerah. Kami sangat mengapresiasi," ujarnya menegaskan.

Ia melanjutkan, saat ini semua anggaran dilakukan "refocusing" untuk penanggulangan COVID-19 sehingga semua daerah di Kaltim defisit, tidak ada APBD yang surplus, bahkan negara pun defisit.

Dalam situasi seperti ini, lanjut dia, hal yang dibutuhkan adalah kebersamaan dan dukungan semua pihak agar situasi dan kondisi di masyarakat kondusif agar ekonomi tetap tumbuh walaupun dengan susah payah.

"Hal ini sudah dilakukan oleh AGM beserta jajarannya. Kita pun harus tetap 'fight' dengan cara-cara cerdas agar tetap kondusif, keamanan terjamin, korban COVID-19 terus menurun, dan pelayanan publik tetap dilakukan secara optimal. Sekali lagi kami berpesan kepada semua pihak agar menjaga kamtibmas," kata Aji.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021