Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, instruksikan sekolah agar memperhatikan psikologi murid pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kepala Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin di Penajam, Selasa mengatakan, sekolah agar memperhatikan psikologi peserta didik untuk menghindari kesenjangan di dalam kelas.
"Kami minta, sekolah untuk melakukan pengelompokan murid berdasarkan kemampuan dalam proses belajar mengajar tatap muka," ujarnya.
"Pengelompokan peserta didik bukan berarti membeda-bedakan murid dalam kegiatan belajar secara tatap muka," tambah Alimuddin.
Pengelompokan tersebut menjadi dua kategori lanjut ia, yakni peserta didik maju dan murid kurang maju.
Selama pandemi COVID-19 menurut Alimuddin, proses pembelajaran secara virtual (daring/online) tidak bisa diserap maksimal oleh peserta didik.
Kelompok murid yang kurang maju diharapkan mendapat perhatian lebih dari tenaga pendidik atau guru agar mampu mengejar ketertinggalan.
Kepala sekolah dan guru juga diminta lebih memberikan semangat kepada peserta didik dan tidak membebani dengan pelajaran secara langsung.
"Selama satu atau dua bulan awal kegiatan belajar tatap muka, murid diberi semangat dan tidak dibebani pelajaran," ucap Alimuddin.
Sejumlah sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara saat ini sudah melaksanakan pembelajaran secara langsung atau tatap muka terbatas.
Namun beberapa sekolah masih melakukan pembelajaran dari rumah secara virtual karena masih berada di zona merah COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
Kepala Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara, Alimuddin di Penajam, Selasa mengatakan, sekolah agar memperhatikan psikologi peserta didik untuk menghindari kesenjangan di dalam kelas.
"Kami minta, sekolah untuk melakukan pengelompokan murid berdasarkan kemampuan dalam proses belajar mengajar tatap muka," ujarnya.
"Pengelompokan peserta didik bukan berarti membeda-bedakan murid dalam kegiatan belajar secara tatap muka," tambah Alimuddin.
Pengelompokan tersebut menjadi dua kategori lanjut ia, yakni peserta didik maju dan murid kurang maju.
Selama pandemi COVID-19 menurut Alimuddin, proses pembelajaran secara virtual (daring/online) tidak bisa diserap maksimal oleh peserta didik.
Kelompok murid yang kurang maju diharapkan mendapat perhatian lebih dari tenaga pendidik atau guru agar mampu mengejar ketertinggalan.
Kepala sekolah dan guru juga diminta lebih memberikan semangat kepada peserta didik dan tidak membebani dengan pelajaran secara langsung.
"Selama satu atau dua bulan awal kegiatan belajar tatap muka, murid diberi semangat dan tidak dibebani pelajaran," ucap Alimuddin.
Sejumlah sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara saat ini sudah melaksanakan pembelajaran secara langsung atau tatap muka terbatas.
Namun beberapa sekolah masih melakukan pembelajaran dari rumah secara virtual karena masih berada di zona merah COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021