Bontang (ANTARA Kaltim) - PT Bontang Migas Energi (MBE), operator jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Bontang, pada 2013menargetkan perluasan layanan gas alam untuk keperluan rumah tangga di Kelurahan Telihan Kecamatan Bontang Barat.
"Sesuai aliran gas alam yang melewati Kelurahan Telihan maka wilayah ini mendapat prioritas pertama untuk dilayani jaringan pemasangan pipa gas untuk keperluan rumah tangga," kata Kepala Bagian Keuangan PT MBE, Seno Aji, di Bontang, Minggu.
Jumlah rumah tangga sasaran kata dia sekitar 2.000 pelanggan, sama dengan yang ada di dua kelurahan sebelumnya.
“Untuk Gunung Elai dan Api-Api, rumah tangga yang dilayani sebanyak 3.960 kepala keluarga yang terbagi dalam 13 distrik, yakni di Gunung Elai enam distrik dan Api-Api tujuh distrik,†terangnya.
Menurut Seno, alasan lain Kelurahan Telihan mendapat prioritas karena stasiun induk atau metering regulating station (MRS) juga ada di sana termasuk kantor PT MBE.
"Gas alam untuk rumah tangga ini lebih ringan dan tekanannya kecil sehingga kompornya harus khusus atau saat ini yang kami stok adalah kompor TDC asal Jepang atau kompor gas elpiji lama juga bisa dipakai asal sumbunya di bor,†kata Seno.
Harga kompor TDC untuk dua tungku kata dia senilai Rp320.000 sedang satu tungku senilai Rp200.000.
"Nantinya, pelanggan dikenai biaya abonemen Rp40.000 per bulan dan tagihan sesuai jumlah pemakaian,†ujar Seno.
PT MBE saat ini memiliki 20 karyawan terdiri keamanan, penagihan, septy, operator dan maintance.
"PT MBE juga masih akan berupaya untuk mengajukan ke Dirjen Migas untuk mendapatkan subsidi pemasangan pipa gas alam untuk rumah tangga ke APBN,†ujarnya.
Seno menyebutkan, proyek pemasangan pipa di dua kelurahan menelan biaya Rp50 miliar yang bersumber dari APBN.
"Bontang termasuk daerah produsen gas sehingga layak untuk mendapat subsidi pusat," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013
"Sesuai aliran gas alam yang melewati Kelurahan Telihan maka wilayah ini mendapat prioritas pertama untuk dilayani jaringan pemasangan pipa gas untuk keperluan rumah tangga," kata Kepala Bagian Keuangan PT MBE, Seno Aji, di Bontang, Minggu.
Jumlah rumah tangga sasaran kata dia sekitar 2.000 pelanggan, sama dengan yang ada di dua kelurahan sebelumnya.
“Untuk Gunung Elai dan Api-Api, rumah tangga yang dilayani sebanyak 3.960 kepala keluarga yang terbagi dalam 13 distrik, yakni di Gunung Elai enam distrik dan Api-Api tujuh distrik,†terangnya.
Menurut Seno, alasan lain Kelurahan Telihan mendapat prioritas karena stasiun induk atau metering regulating station (MRS) juga ada di sana termasuk kantor PT MBE.
"Gas alam untuk rumah tangga ini lebih ringan dan tekanannya kecil sehingga kompornya harus khusus atau saat ini yang kami stok adalah kompor TDC asal Jepang atau kompor gas elpiji lama juga bisa dipakai asal sumbunya di bor,†kata Seno.
Harga kompor TDC untuk dua tungku kata dia senilai Rp320.000 sedang satu tungku senilai Rp200.000.
"Nantinya, pelanggan dikenai biaya abonemen Rp40.000 per bulan dan tagihan sesuai jumlah pemakaian,†ujar Seno.
PT MBE saat ini memiliki 20 karyawan terdiri keamanan, penagihan, septy, operator dan maintance.
"PT MBE juga masih akan berupaya untuk mengajukan ke Dirjen Migas untuk mendapatkan subsidi pemasangan pipa gas alam untuk rumah tangga ke APBN,†ujarnya.
Seno menyebutkan, proyek pemasangan pipa di dua kelurahan menelan biaya Rp50 miliar yang bersumber dari APBN.
"Bontang termasuk daerah produsen gas sehingga layak untuk mendapat subsidi pusat," pungkasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2013