Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan sejumlah pesan kepada pelajar di Indonesia melalui tanya-jawab secara virtual dalam rangka Hari Anak Nasional 2021, Jumat.
"Di hari yang istimewa ini saya ingin mengucapkan selamat Hari Anak Nasional kepada anak-anak Indonesia. Hari ini saya akan membawakan siaran pers pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan sedikit berbeda karena hari ini adalah hari spesial bagi anak-anak," kata Reisa Broto Asmoro melalui siaran virtual yang dipantau dari Jakarta.
Pertanyaan pertama datang dari Mitra Muda Unicef dari Tangerang Selatan, Banten Fayola Maulida (16) terkait sikap pemerintah belum menerapkan kebijakan lockdown atau karantina wilayah di tengah lonjakan COVID-19 serta efektivitas PPKM.
"Kalau makna lockdawn yang dimaksud adalah menutup total kegiatan masyarakat di suatu wilayah, maka memang tidak pernah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyatakan bahwa lockdown bukan satu-satunya jawaban untuk menghentikan penularan COVID-19," katanya.
Reisa mengatakan pemerintah memutuskan kebijakan PPKM yang diterapkan perlu memperhatikan indikator penyesuaian upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial, di antaranya penurunan kasus konfirmasi positif, kapasitas rumah sakit hingga angka kematian karena COVID-19 harus ditekan sampai terendah.
"Google di tanggal 18 Juli 2021 menyatakan bahwa PPKM Darurat berhasil menurunkan kegiatan rekreasi dan wisata sekitar sepertiga dari sebelum masa PPKM. artinya banyak teman tetangga kita yang patuh, tetap kerja sekolah dan ibadah di rumah," kata Reisa.
Reisa juga menjawab pertanyaan kedua yang disampaikan Peserta Konferensi Kebaikan Indonesia yang diselenggarakan Unicef, Sri Lusiana Lumban Tobing (17), terkait reaksi vaksin untuk anak dan dewasa.
Jawaban yang disampaikan Reisa kali ini disampaikan melalui tampilan virtual animasi yang berisi pesan terkait cara kerja vaksin COVID-19 dalam mengenali virus. "Cara kerja vaksin sama di tubuh dewasa maupun remaja," kata Reisa.
Hasil uji klinis vaksin terhadap ratusan anak, kata Reisa, dilaporkan aman dan dapat melindungi anak-anak dari risiko kesakitan akibat SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Pertanyaan selanjutnya datang dari Anggota Mitra Muda Unicef dari Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Firdaus (15), terkait efektivitas vaksin COVID-19 terhadap anak berusia di bawah 18 tahun.
"Efektivitas vaksin ini akan terlihat apabila telah disuntikan kepada 26,7 juta anak. dan remaja," kata Reisa.
Ia mengatakan efektivitas vaksin Sinovac yang sebelumnya disuntikan kepada tenaga kesehatan pada 13 Januari 2021 baru diketahui hasilnya pada Mei 2021. "Hasilnya, vaksin efektif mencegah COVID-19, mencegah perawatan di rumah sakit dan efektif mencegah kematian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021
"Di hari yang istimewa ini saya ingin mengucapkan selamat Hari Anak Nasional kepada anak-anak Indonesia. Hari ini saya akan membawakan siaran pers pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan sedikit berbeda karena hari ini adalah hari spesial bagi anak-anak," kata Reisa Broto Asmoro melalui siaran virtual yang dipantau dari Jakarta.
Pertanyaan pertama datang dari Mitra Muda Unicef dari Tangerang Selatan, Banten Fayola Maulida (16) terkait sikap pemerintah belum menerapkan kebijakan lockdown atau karantina wilayah di tengah lonjakan COVID-19 serta efektivitas PPKM.
"Kalau makna lockdawn yang dimaksud adalah menutup total kegiatan masyarakat di suatu wilayah, maka memang tidak pernah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyatakan bahwa lockdown bukan satu-satunya jawaban untuk menghentikan penularan COVID-19," katanya.
Reisa mengatakan pemerintah memutuskan kebijakan PPKM yang diterapkan perlu memperhatikan indikator penyesuaian upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial, di antaranya penurunan kasus konfirmasi positif, kapasitas rumah sakit hingga angka kematian karena COVID-19 harus ditekan sampai terendah.
"Google di tanggal 18 Juli 2021 menyatakan bahwa PPKM Darurat berhasil menurunkan kegiatan rekreasi dan wisata sekitar sepertiga dari sebelum masa PPKM. artinya banyak teman tetangga kita yang patuh, tetap kerja sekolah dan ibadah di rumah," kata Reisa.
Reisa juga menjawab pertanyaan kedua yang disampaikan Peserta Konferensi Kebaikan Indonesia yang diselenggarakan Unicef, Sri Lusiana Lumban Tobing (17), terkait reaksi vaksin untuk anak dan dewasa.
Jawaban yang disampaikan Reisa kali ini disampaikan melalui tampilan virtual animasi yang berisi pesan terkait cara kerja vaksin COVID-19 dalam mengenali virus. "Cara kerja vaksin sama di tubuh dewasa maupun remaja," kata Reisa.
Hasil uji klinis vaksin terhadap ratusan anak, kata Reisa, dilaporkan aman dan dapat melindungi anak-anak dari risiko kesakitan akibat SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Pertanyaan selanjutnya datang dari Anggota Mitra Muda Unicef dari Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Firdaus (15), terkait efektivitas vaksin COVID-19 terhadap anak berusia di bawah 18 tahun.
"Efektivitas vaksin ini akan terlihat apabila telah disuntikan kepada 26,7 juta anak. dan remaja," kata Reisa.
Ia mengatakan efektivitas vaksin Sinovac yang sebelumnya disuntikan kepada tenaga kesehatan pada 13 Januari 2021 baru diketahui hasilnya pada Mei 2021. "Hasilnya, vaksin efektif mencegah COVID-19, mencegah perawatan di rumah sakit dan efektif mencegah kematian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021