Warga Kota Mataram kooperatif merayakan "Lebaran Topat" 1442 Hijriah di rumah masing-masing sesuai arahan pemerintah dan tidak ditemukan adanya kerumunan massa sepanjang pantai yang biasa dilakukan sebelum pandemi COVID-19.

"Alhamdulillah, dari hasil pantauan dan laporan yang kami terima warga kota memahami kondisi pandemi COVID-19 dan merayakan Lebaran Topat di rumah dan lingkungan masing-masing. Sampai saat ini kami tidak ada penumpukan massa pada titik tertentu," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Hasil pantauan di sejumlah objek wisata di Kota Mataram, tidak ada mobilisasi masyarakat datang ke objek wisata untuk merayakan Lebaran Topat.

Pantai Ampenan, Pantai Gading, Laong Baloq, dan kolam renang Cantika, terlihat sepi pengunjung.

"Kalau tidak pandemi, ribuan warga akan tumpah ruah di sepanjang pantai merayakan puncak Lebaran Topat yang merupakan lebaran setelah enam hari puasa Syawal," katanya.

Dia berharap, kondisi ini bisa terus bertahan sampai pada 23 Mei 2021, yang menjadi akhir dari rangkaian perayaan Lebaran Topat atau ketupat di daerah ini sehingga potensi penyebaran COVID-19 dapat dikendalikan.

"Semua pintu masuk kota dan pintu masuk objek wisata pantai serta makam keramat ditutup serta dijaga ketat aparat gabungan baik dari TNI/Polri, Satpol PP maupun Dinas Perhubungan," katanya.

Lebaran Topat merupakan salah satu tradisi masyarakat di Pulau Lombok yang yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, dengan berbagai kegiatan yang diawali dengan ritual ziarah makam keramat, doa dan zikir, ngurisan (cukur rambut bayi).

Selanjutnya masyarakat akan berekreasi ke sejumlah objek wisata terutama pantai dan makan bersama dengan bekal yang sudah dibawa berupa ketupat, urap, opor dan makanan pendamping lainnya.

Namun demikian, tahun ini Pemerintah Kota Mataram meniadakan perayaan puncak Lebaran Topat yang biasanya dipusatkan pada dua makam yang dikeramatkan warga yakni Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela, dan Makam Bintro di Kecamatan Ampenan.

Kegiatan tersebut biasanya tidak hanya dihadiri warga Kota Mataram, melainkan juga warga dari se-Pulau Lombok bahkan Sumbawa. Pasalnya, kegiatan Lebaran Topat merupakan salah satu kegiatan kalender wisata yang dihadiri oleh masyarakat bersama keluarganya sehingga terjadi penumpukan warga pada objek wisata hingga tidak bisa dikendalikan.

Pewarta: Nirkomala

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021