Sangatta (ANTARA Kaltim) - PT Swakarsa Group, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, memberikan bantuan dana "corporate social resnponsibility" (CSR) sebesar Rp20 juta untuk pengembangan serta pembinaan kesenian dan budaya masyarakat Adat Suku Dayak Wehea di Muara Wahautahun.

Menurut Kepala External Relation Swakarsa Group Dedy Aspianur, Senin, pemberian dana bantuan itu diterima Tung Beq mewakili Lembaga Adat dengan disaksikan Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Ladji Taq, dengan disaksikan Kepala Desa Nehes Liah Bing.

Dedy Aspianur mengatakan kepedulian Swakarsa Group sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit terhadap masyarakat sekitar termasuk masyarakat adat, sangat signifikan.

"Bantuan sebesar Rp20 juta itu diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan biaya operasional, termasuk biaya pelaksanaan pesta adat Lom Play beberapa waktu lalu," katanya.

Bantuan itu diterima pengurus Adat Wehea Tung Beq yang diketahui Kepala Desa Nehes Liah Bing, Kristian dan disaksikan langsung Kepala Adat Wehea Ladjie Taq dan beberapa manajemen Swakarsa Group.

Yang jelas, kata Dedy, masyarakat kalau berada di sekitar perusahaan ada bantuan diberikan, yang penting proposal ada lengkap otoritasnya. Sedangkan untuk persetujuan, memang biasanya ada prosedur yang harus dilalui.

Bantuan rutin yang dilakukan Swakarsa adalah memberikan bantuan pendidikan, pelatihan/keterampilan, infrastruktur, perpustakaan dan lainnya termasuk pelatihan komputer bagi anak-anak di desa Nehes Liah Bing alias desa Selabing dan desa ring satu lainnya.

Setiap tahun, puluhan juta dana CSR disalurkan untuk membantu masyarakat dibeberapa desa, termasuk masyarakat dan kegiatan Adat suku Dayak.

Menurut Dedy Aspianur, biasanya kalau sekitar perusahaan, pasti dibantu, yang penting proposal ada lengkap otoritasnya. Dan untuk persetujuan, biasanya ada prosedur yang harus dilalui.

"Perusahaan selalu memberikan bantuan bukan hanya Lembaga Adat, namun juga kepada masyarakat sekitar operasi perusahaan di bidang pemberdayaan masyarakat melalui program CSR, pendidikan, infrastruktur serta pertanian pelatihan dan lainnya," katanya.

Kepala Adat Suku Dayak Wehea, Ladjie Taq, sebelumnya mengatakan, banyak sekali yang dibutuhkan untuk menjaga , membina dan melestarikan budaya kami, namun kendalanya biaya operasional, dan biaya untuk baju seragam

"Banyak yang kami butuhkan, namun tidak ada untuk itu, karena perhatian pemerintah daerah khususnya Dinas terkait sangat minim, termasuk pihak perusahaan yang ada di Muara Wahau kurang peduli," katanya.

Menurut Ladji Taq, dana bantuan sebesar Rp20 juta yang diberikan PT Swakarsa Gorup itu kami gunakan untuk biaya rutin operasional beberapa bulan dan digunakan saat pesta adat Lom Play. Jadi dananya pasti tidak cukup. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012