Kedai Bina Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah (BUEKA) berhasil memanfaatkan pameran Pertamina SMEXPO dan pelatihan bisnis Pertamina UMKM Academy untuk memajukan bisnisnya.


“Sebelumnya oleh Pertamina kami diajari bagaimana mengemas produk dan menampilkannya di pameran,” kata Tati Karyati, Ketua Majelis Ekonomi Syariah Aisyiyah Balikpapan yang mengelola BUEKA di Balikpapan, Jumat.

Dalam acara pameran untuk produk usaha kecil dan menengah itu BUEKA memamerkan abon ikan layur.

Abon ikan layur yang dikemas dalam pouch atau kantong dengan bahan ala lembar alumunium, lalu diberi label dengan desain warna dan foto yang selaras, menjadikannya seolah bukan produk dari usaha kecil menengah (UMKM), tapi keluaran industri berpabrik besar dan modern.

Kesempatan berpameran itu pun mendongkrak penjualan abon ikan layur dan mengangkat nama Kedai BUEKA. Sebelumnya, Kedai BUEKA adalah warung yang menjual beragam bahan makanan.

Menurut Tati, BUEKA buka di setiap Cabang Aisyiyah di setiap kecamatan di Balikpapan, yaitu di Kecamatan Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, dan Balikpapan Kota.

BUEKA adalah program dari Pengurus Pusat (PP) Aisyiyah, sayap perempuan dari Muhammadiyah, organisasi sosial keagamaan yang didirikan KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta tahun 1912. Kegiatan sosial ekonomi seperti berdagang adalah satu cara Muhammadiyah meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya dan masyarakat di sekitarnya.

Menurut Tati Karyati, untuk bisa mendapatkan kesempatan belajar di Pertamina UMKM Academy dan berpameran di SMEXPO, Kedai BUEKA sebelumnya mendapat bantuan modal dan menjadi binaan melalui program tanggung jawab sosial Pertamina.

Dari warung bahan makanan, Kedai BUEKA meluaskan bisnisnya dengan memproduksi abon ikan asin layur yang segera menjadi produk unggulan kedai ini.

Upaya ini pun berhasil meningkatkan hasil omzet penjualan. “Modal awal kami Rp5 juta per unit, Kedai BUEKA bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp50 juta pada perputarannya,” kata Tati semringah.

Produk BUEKA Balikpapan, abon ikan layur. (istimewa)

Pemasaran pun diperluas. Abon ikan layur tidak lagi hanya ada di kedai BUEKA di cabang Aisyiyah di kecamatan-kecamatan, tapi sudah tersebar ke cabang Aisyiyah di 7 provinsi di Indonesia.

Saat ini dalam berproduksi, Tati Karyati dibantu 3 karyawan tetap dan beberapa tenaga lepas. Mereka ada di bagian pengolahan dan pengepakan.

“Seluruhnya ibu rumah tangga di sekitar rumah kami di Gunung Sari Ilir,” kata Karyati.


 

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021