Samarinda, (ANTARA Kaltim) - Kepala Dinas PariwisataProvinsi Kalimantan Timur mengatakan perlu kreativitas semua pemangkukepentingan dalam usaha memancing wisatawan datang ke Kaltim di tengah anggaranterbatas, sehingga sektor pariwisata mampu mendongkrak perekonomian daerah.
"Dalamberbagai pertemuan dengan mitra kerja seperti pelaku usaha jasa dan industripariwisata, telah disadari bahwa kita harus menggerakkan wisatawan ke Kaltimdengan berbagai cara," ujar Kepala Dispar Provinsi Kaltim SyafruddinPernyata di Samarinda, Rabu.
Misalnya, paramanajer hotel yang tergabung dalam Asosiasi Manajer Hotel diharapkan memberikanbonus atau fasilitas kepada tamunya, untuk memanfaatkan waktu senggangmengunjungi sejumlah objek wisata secara gratis, termasuk memberi souverniratau oleh-oleh khas daerah.
Demikian pulayang telah ia lekukan melalui koordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat(Organda), agar pengusaha angkutan darat membekali para sopirnya denganinformasi pariwisata.
Sejalan denganitu, pihaknya juga mendorong agar dinas pariwisata menggali dan menyebarkaninformasi beberapa objek wisata baru, kemudian aktif berkoordinasi agar masalahaksesibilitas menuju dan dari objek wisata lebih mudah, cepat dan murahsehingga memiliki daya saing dengan daerah lain.
Ia jugamengimbau agar masyarakat membantu berperan aktif mewujudkan lingkungan yangbersih, ramah, dan aman, karena tiga hal ini merupakan factor penting bagikenayamanan wisatawan yang berkunjung sehingga ingin datang lagi.
Berbagai langkah kreatif tersebut harusdilakukan mengingat tingkat kunjungan wisatawan baik nusantara atau mancanegarake Kaltim masih rendah, sehingga hal ini juga berpengaruh pada tingkat huniankamar yang juga rendah.
Hal ini dapatdilihat dari Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Kaltimpada Februari 2017 mengalami penurunan 2,86 poin, yakni dari 49,72 persen bulanJanuari turun menjadi 46,86 persen pada Februari.
Sedangkan rata-ratalama tamu menginap di hotel berbintang pada Februari hanya 1,68 hari, denganrincian lama menginap tamu nusantara 3,52 hari dan lama menginap tamumancanegara hanya 1,64 hari.
MenurutSyafruddin, di antara faktor penyebab turunnya TPK hotel berbintang danwisatawan pada Februari, pertama adalah pada Januari termasuk liburan tahunbaru, sehingga dapat dipahami jumlahnya lebih tinggi ketimbang Februari yanghanya ada 28 hari.
Kedua,katanya, senang atau tidak, anggaran pemerintah terutama belanja tidaklangsung, belum berjalan sehingga kondisi ini mempengaruhi sektor swasta,terutama para pengusaha di bidang konstruksi dan pengadaan barang.
"Hal initentu berpengaruh pula pada belanja pariwisata seperti hotel, transportasi danakomodasi, bahkan berdampak pula pada kuliner," katanya.
Ketiga, faktorekonomi yang belum pulih. Apalagi anggaran pemerintah memang mengalamipenurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Keempat,sebagian wisatawan yang datang ke Kaltim, terutama wisnus adalah leisure(memiliki waktu senggang), ditambah menurunnya aktivitas pertambangan batubara. Ingat, tidak semua yang menginap di hotel bertujuan untukberwisata," ujarnya. (*)