Balikpapan (ANTARA) - Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo mendorong penerapan tangki di bawah tanah (ground tank) atau tangki penampungan air hujan untuk mengurangi genangan air, terutama di kawasan rawan banjir..
“Kita akan tampung sebagian air hujan di tangki bawah tanah. Istilahnya kita panen air hujan, hal ini akan kita mulai di beberapa tempat,” katanya di Balikpapan, Bagus, Minggu (22/6).
Ia menjelaskan, sistem ini dirancang agar air hujan tidak seluruhnya langsung mengalir ke permukaan atau saluran terbuka, melainkan terlebih dahulu diserap atau ditampung sementara dalam tangki bawah tanah untuk kemudian dilepas secara bertahap.
“Air hujan tidak harus semuanya lari ke permukaan. Kalau bisa ditampung dulu, saluran kita tidak akan langsung kewalahan,” ujarnya.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi pengendalian banjir jangka menengah yang disiapkan Pemkot Balikpapan, mengingat kapasitas saluran eksisting di banyak kawasan belum sepenuhnya mampu menampung aliran air saat curah hujan tinggi.
Bagus menambahkan, konsep tangki tanah juga selaras dengan prinsip pemanenan air hujan sekaligus konservasi air di wilayah perkotaan.
“Infrastruktur seperti ini cocok diterapkan di sekolah, taman kota, atau fasilitas publik yang punya ruang teknis untuk pembangunan tangki,” katanya.
Lebih lagi Kota Balikpapan sebelumnya dilanda banjir pada Kamis (19/6), yang terjadi akibat hujan berintensitas sedang namun berdurasi panjang, disertai kondisi pasang laut setinggi 1,7 meter.
"Kombinasi itu menyebabkan aliran air tertahan dan menggenangi sejumlah wilayah," ujar Bagus.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, banjir tersebut merendam sedikitnya 24 ruas jalan utama dan 7 kawasan permukiman.
"Salah satu lokasi terdampak adalah SMPN 14 di kawasan Ring Road, Balikpapan Selatan," jelasnya.
Bagus juga meninjau langsung kondisi sekolah tersebut dan memastikan aktivitas belajar sudah kembali normal.
“Alhamdulillah sudah normal. Memang kemarin curah hujan cukup tinggi dan saluran belum bisa menampung air, tapi dalam waktu dua jam air sudah surut. Artinya ini hanya insidental,” katanya.
Bagus juga menyoroti keterbatasan saluran air di kawasan sekolah tersebut yang dinilainya perlu perhatian serius.
“Saluran induknya kecil, meskipun tidak banjir besar, tetap harus diantisipasi. Kita juga sudah revitalisasi beberapa saluran kota,”ucapnya.
Selain penanganan teknis, Pemkot Balikpapan juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif menjaga kebersihan saluran air.
Menurutnya, persoalan banjir tidak cukup hanya diatasi lewat pembangunan infrastruktur, tetapi juga melalui budaya gotong royong dan kesadaran lingkungan dari masyarakat.
“Pemerintah hadir lewat revitalisasi dan teknologi. Tapi masyarakat juga harus ikut menjaga, jangan sampai saluran mampet oleh sampah rumah tangga,” ujar Bagus.(Adv).