Lebak (ANTARA) -
Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat menyebutkan enam warga Badui teridentifikasi positif campak setelah dilakukan pengambilan sampel darah pekan lalu dengan melibatkan laboratorium Klinik RSDP Serang.
"Kami hari Senin (19/9) besok akan mendirikan posko di Cijahe untuk pemeriksaan campak bagi warga Badui,"kata Arif saat dihubungi di Lebak, Minggu.
Berdasarkan hasil sampel darah yang dilakukan tim medis SRI dinyatakan enam warga Badui Dalam dan Badui Luar positif campak.
Penyebaran penularan campak sangat membahayakan dan harus cepat ditangani agar tidak meluas.
Sebab, penyakit campak dapat mengakibatkan komplikasi penyakit yang menyerang anggota tubuh secara menyeluruh.
Biasanya, kata dia, seseorang yang terkena campak akan mengalami gejala, seperti demam, batuk, dan pilek.
"Kami meyakini warga Badui dalam kurun sebulan yang meninggal delapan orang terdiri enam terserang campak dan dua tuberkulosis," katanya.
Untuk pencegahan campak itu, kata dia, dirinya bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendirikan posko pemeriksaan dengan memberikan obat-obatan vitamin C dan makanan nutrisi untuk kekuatan imun.
"Kami berharap pelaksanaan pengobatan campak di Badui berjalan lancar," kata Arip.
Menurut dia, pihaknya menyatakan enam warga Badui positif campak dari pengambilan sampel darah pasien yang memiliki kontak erat dengan korban di lokasi Badui bagian selatan.
Sampai hari ini, kata dia, dirinya diizinkan untuk mengambil sampel dan tidak ada pihak lain yang diberikan izin oleh Pak Jaro Saidi.
Namun, pihaknya menyayangkan banyaknya berita dari Kadinkes Banten yang mengatakan bahwa tim beliau sudah diizinkan masuk dan mengambil sampel di pemukiman Badui.
"Kami selaku Ketua SRI memprotes keras sikap dan tindakan Kadinkes Banten melalui staff beliau yg hadir dalam pertemuan di Ciboleger dengan Puskesmas Cisimeut, Dinkes Lebak, Kemenkes dan WHO," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan pihaknya hingga kini baru menemukan warga Badui yang positif campak sebanyak tiga orang.
"Kami tentu akan melakukan kembali pengambilan sampel darah di pemukiman Badui," katanya.
Untuk pencegahan campak itu, kata dia, dirinya bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendirikan posko pemeriksaan dengan memberikan obat-obatan vitamin C dan makanan nutrisi untuk kekuatan imun.
"Kami berharap pelaksanaan pengobatan campak di Badui berjalan lancar," kata Arip.
Menurut dia, pihaknya menyatakan enam warga Badui positif campak dari pengambilan sampel darah pasien yang memiliki kontak erat dengan korban di lokasi Badui bagian selatan.
Sampai hari ini, kata dia, dirinya diizinkan untuk mengambil sampel dan tidak ada pihak lain yang diberikan izin oleh Pak Jaro Saidi.
Namun, pihaknya menyayangkan banyaknya berita dari Kadinkes Banten yang mengatakan bahwa tim beliau sudah diizinkan masuk dan mengambil sampel di pemukiman Badui.
"Kami selaku Ketua SRI memprotes keras sikap dan tindakan Kadinkes Banten melalui staff beliau yg hadir dalam pertemuan di Ciboleger dengan Puskesmas Cisimeut, Dinkes Lebak, Kemenkes dan WHO," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan pihaknya hingga kini baru menemukan warga Badui yang positif campak sebanyak tiga orang.
"Kami tentu akan melakukan kembali pengambilan sampel darah di pemukiman Badui," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Relawan sebut enam warga Badui teridentifikasi positif campak