Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Kutai Kartanegara menilai salah satu penyebab menurunnya kualitas air di daerah aliran sungai (DAS) Mahakam karena industri dan pemusatan penduduk yang diikuti peningkatan buangan ke sungai.

Kepala Balitbangda Kutai Kartanegara (Kukar) Hairil Anwar melalui Kasub Bidang Pengembangan Ekonomi dan Dunia Usaha Balitbangda, Syahrul, di Tengarong, Selasa, mengatakan, semakin meningkatnya buangan ke perairan sungai menyebabkan daya pemulihan perairan tersebut terlampaui hingga mengakibatkan tercemarnya perairan, dan perkembangan ikan terganggu dan mengalami penurunan produksi.

Dikatakan Syahrul, sungai merupakan barometer kehidupan, selain tempat transportasi juga tempat usaha menopang kehidupan masyarakat.

Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan Balitbangda Kukar, yakni ada beberapa titik DAS Mahakam dari hulu ningga hilir yang menggambarkan kondisi pencemaran.

Oleh karena itu, dikatakan Syahrul, Balitbangda mengharapkan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah setempat agar meningkatkan investasi sosial budaya guna memperbaiki lingkungan dan memberikan arahan tentang sanitasi yang benar dan sehat.

"Dalam kata lain pengelolaan DAS perlu pendekatan dengan masyarakat setempat, yaitu menanamkan tanggung jawab terhadap kelestarian sungai," ungkapnya.

Dia mengharapkan masyarakat mampu mengembangkan inisiatif lokal dalam memelihara kelestarian DAS yang bermanfat bagi kelangsungan hidup.

Di samping itu, menurut dia, instansi terkait diharapkan dapat lebih memberikan usaha-usaha perlindungan terhadap DAS dari berbagai bentuk pencemaran, sehingga kelestarian DAS Mahakam terus berlanjut dan menjadikan potensi bio fisik dan sosial ekonomi sebagai basis wilayah perikanan dan menjadikan Mahakam sumber kehidupan bagi makhluk hidup. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012