Samarinda (ANTARA Kaltim) - Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan kemampuan menulis di provinsi itu masih rendah, sehingga dia menyambut baik kegiatan "Kalimantan Timur Menulis" ini sebagai upaya untuk menciptakan karya tulis.

"Kalau ditotal dalam pendidikan formal saja, pelajaran menulis dienyam selama 21 tahun, namun kemampuan menulis justru masih rendah ketimbang keterampilan berbahasa," ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat membuka "Kalimantan Timur Menulis" di Pendopo Lamin Etam di Samarinda, Selasa.

Pendidikan formal menulis yang selama 21 tahun itu adalah pelajaran yang diperoleh sejak jenjang SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, S1 4 tahun, S2 2 tahun, dan S3 selama 3 tahun.

Dia juga mengaku sering mendengar keluhan para guru terhenti golongannya pada IV-a, karena untuk naik ke golongan IV-b guru tersebut dituntut untuk membuat karya tulis.

Mahasiswa juga lambat lulus menjadi sarjana karena lambat atau kesulitan membuat karya tulis sebagai syarat tugas akhir.

Bahkan dalam hal yang sangat sepele, misalnya para pejabat dan stafnya kesulitan membuat laporan perjalanan dinas atau kunjungan kerja, hanya karena lupa tidak menulis apa yang telah dikerjakan selama perjalanan dinas.

Hal ini terjadi lantaran berbagai alasan, di antaranya karena lemahnya kesadaran individu tentang pentingnya menulis, tidak mengetahui manfaat menulis, terbatasnya mengakses informasi sehingga tidak tahu apa yang harus ditulis, lemahya penguasaan metode menulis, atau kurangnya dorongan untuk menulis.

Sehubungan dengan itu, maka kegiatan ini sangat penting untuk mendorong para siswa, mahasiswa, guru, sarjana, dan intelektual di Kaltim untuk menulis lebih banyak.

Berbagai hal yang daoat ditulis di antaranya untuk jurnal lokal, regional, nasional, bahkan internasional, baik tentang budaya, sains, teknologi, keanekaragaman hayati, maupun sumberdaya alam lain yang melimpah di Kaltim.

Jika masyarakat dan intelektual Kaltim gemar menulis, maka akan dapat mengangkat nama daerah sekaligus mewujudkan Visi Indonesia, yakni terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu, rukun dan damai.

Kemudian terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak azasi manusia, serta terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan berkelanjutan.

Untuk itu, lanjutnya, perlu dilakukan upaya pemberdayaan secara sistemik dan sistematik yang mampu menumbuhkan kemampuan menulis bagi masyarakat, khususnya bagi mahasiswa, siswa, dan guru melalui program "Kalimantan Timur Menulis dalam Bingkai Indonesia Menulis". (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012