Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Produksi air bersih PDAM Tirta Manggar Balikpapan, Kalimantan Timur, menurun karena pemadaman listrik bergilir oleh PLN Balikpapan.

Direktur Utama PDAM Tirta Manggar, M Soufan, Senin, mengatakan, penurunan produksi air bervariasi pada tiap instalasi pengolahan, bergantung pada kemampuan daya yang dihasilkan generator set (genset) yang dimiliki PDAM di instalasi tersebut.

"Karena genset kami memerlukan waktu untuk bisa menggantikan listrik yang disuplai PLN. Daya yang terbatas itu juga tidak bisa menghidupkan seluruh peralatan karena memang daya cadangan yang dipersiapkan lebih rendah dibandingkan daya yang diambil dari PLN," kata Soufan.

Soufan menyebutkan tiga instalasi pengolahan yang mengalami penurunan produksi tersebut adalah instalasi pengolahan air (IPA) Batu Ampar yang menurun sebanyak 700 liter per jam, IPA Kampung Damai sebesar 500 liter per jam, dan di IPA Teritip turun produksinya sebanyak 5 liter per detik.

Selain menurunkan produksi air bersih, pemadaman listrik menyebabkan terganggunya distribusi air. Daerah-daerah yang tinggi yang memerlukan dorongan pompa booster agar air bisa naik kerap mengalami kemacetan pasokan belakangan ini.

"Kan booster itu butuh listrik yang di lokasinya tidak terdapat genset sehingga booster ini bergantung sepenuhnya pada PLN," kata Soufan.

Pemadaman bergilir karena adanya perbaikan pembangkit diharapkan bisa segera berakhir sehingga proses produksi dan distribusi air tidak tersendat-sendat lagi. Soufan juga menjelaskan kemacetan produksi itu bukan karena kekurangan air baku lantaran musim kemarau. Air baku dari Waduk Manggar masih mencukupi untuk suplai kepada pelanggan.

Sebelumnya, Manajer PT PLN Cabang Balikpapan Ismail Deu menuturkan pemadaman bergilir terpaksa harus dilakukan karena adanya kerusakan dan perbaikan di sejumlah pembangkit.

Beberapa pembangkit harus diganti suku cadangnya sehingga perlu dimatikan sementara untuk perbaikan dan penggantian tersebut.

"Defisit listriknya mencapai 22 MW karena daya mampu hanya mencapai 257 MW dari beban puncak yang mencapai 289 MW. Akibatnya pemadaman harus dilakukan sampai daya bisa mencukupi," tambahnya.

Lama pemadaman diperkirakan mencapai 3 jam dalam satu kali periode pemadaman. Ismail mengatakan setiap wilayah akan mengalami pemadaman setiap lima hari sekali.

Dia mengharapkan masyarakat bisa memahami kondisi ini karena keadaan yang memaksa.  (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012