Pandemi COVID-19 menyebabkan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) turun 2,85 persen pada 2020, atau mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan ekonomi tahun 2019 yang tumbuh sebesar 4,74 persen.
 
 
"Adanya pandemi sejak Februari 2020 berdampak signifikan bagi perekonomian Indonesia, termasuk Kaltim sehingga pertumbuhan perekonomiannya pun menurun," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Anggoro Dwitjahyono di Samarinda, Jumat.
 
Merebaknya penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona ini mengharuskan masyarakat di berbagai daerah melakukan pembatasan sosial, tujuannya adalah untuk menekan penyebaran COVID-19.
 
Dampak dari pembatasan sosial ini, lanjutnya, kemudian perputaran ekonomi menjadi terhambat sehingga berakibat pada kinerja sektor ekonomi di Kaltim menurun.
 
Kinerja sektor ekonomi Kaltim yang turun ini terjadi pada sejumlah lapangan usaha, yakni terbesar terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang terkontraksi hingga 5,59 persen.
 
Kemudian lapangan isaha penyedia akomodasi dan makan minum minus 5,32 persen, pertambangan dan penggalian minus 4,58 persen, administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial terkontraksi 3,97 persen, usaha jasa lainnya minus 3,07 persen.
 
Sementara untuk sektor yang mampu tumbuh positif adalah lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh 19,67 persen, pengadaan listrik dan gas tumbuh sebesar 11,59 persen, informasi dan komunikasi tumbuh 6,96 persen.
 
"Struktur perekonomian Provinsi Kaltim tahun 2020 masih didominasi oleh lima lapangan usaha utama, yakni pertambangan dan penggalian dengan peranan sebesar 41,43 persen," ucap Anggoro.
 
Kemudian lapangan usaha industri pengolahan dengan peranan sebesar 18,90 persen, konstruksi dengan peranan 9,53 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan peranan 8,77 persen.
 
"Berikutnya lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor berkontribusi sebesar 6,46 persen. Sedangkan keduabelas lapangan usaha lainnya berkontribusi di bawah 5 persen," tutur Anggoro.
 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2021