Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Adji Bachrul Hadie SH dikukuhkan sebagai pemangku adat Kesultanan Gunung Tabur oleh Bupati Berau Drs H Makmur HAPK MM yang bergelar Raden Mas Pati di halaman Museum Batiwakkal, Gunung Tabur, Kabupaten Berau Sabtu .

Raden Mas Pati yang juga Bupati Berau Makmur HAPK memberikan baju dan topi atau kopiah kepada Adji Bachrul Hadie, menandai pengukuhan sebagai Pemangku Adat Kesultanan pada 15 September 2012.

Hadir dalam acara pengukuhan Ketua Kerukunan Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung H Adji Kasuma, Pemangku Adat Kesultanan Sambaliung Datu FAchruddin, Ketua Porlap Pemangku Adat
Kesultanan Bulungan Raja Muda Datu Nisan, ketua adat, forum dan LSM serta masyarakat Gunung Tabur memenuhi sekitar 700-an kursi undangan.

Adji Bachrul yang juga putera Sultan terakhir Keraton Gunung Tabur H Raden Muhammad Ayoeb, merupakan pemangku adat kedua setelah H Adji Iskandar Ayoeb yang juga kakak kandungnya.

Dalam sambutannya Bachrul mengungkap sedikit sejarah, bahwa setelah wafat almarhum Sultan Achmad Maulana Khalifatullah Jalaluddin pada 14 April 1951 digantikan oleh H Adji Raden Muhammad Ayoeb sebagai Sultan Gunung Tabur sesuai dengan SK yang ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri 15 Desember 1951 No.PEM 66/II/3.

"Beliau Adji Raden Muhammad Ayoeb sebagai lanjutan pernyataan dari almarhum Sultan Muhammad Amiruddin tertanggal 12 Rabiul Awal 1292 hijriah," kata Bachrul.

Ia juga menambahkan bahwa setelah memegang jabat Kepala Suap Praja Gunung Tabur berganti nama Kepala Daerah Istimewa Berau 2 tahun sekali pada 1 Januari 1952 sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri 15 Desember 1951 No PEM 62/II/3.

Kemudian Raden Ayoeb diangkat menjadi Bupati Berau berdasarkan SK Mendagri no UP.7/8-12-1960.

Sementara itu Raden Mas Pati atau Bupati Makmur memaparkan bahwa gelar atau jabatan yang didapatkan merupakan amanat yang harus benar-benar dijaga dalam bentuk tanggung jawab yang telah diberikan.

"Bukan berarti gelar kita dapatkan menjadi tonggak kesombongan pada diri kita, namun sebuah prestasi
yang patut dijadikan kehati-hatian," kata Makmur.

Ia mengatakan, di "Bumi Batiwakkal" ini seluruh masyarakat masih memiliki budaya dan adat ketimuran, dalam artian masih menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan persaudaraan dan selalu menjadikan kesantunan sebagai landasan hidup keseharian.

Bupati Makmur mengatakan, tugas pemangku adat yang diemban saat ini adalah dalam bahasa Berau, pertama kusau ia anu mamupuskan (sibuk, repot, aktif menuntaskan permasalahan), kedua karru ia anu manjarnihkan (menjernihkan permasalahan), manjunjung tinggu undang-undang (menjunjung tinggi peraturan dan perundang-undangan), manjaga anak saparadianta urang banua (menjaga anak, sanak famili), menjaga banuanta (menjaga lingkungan) dan tugas kelima manjaga adat dan kabudayaan nta (menjaga adat, cagar budaya di gunung Tabur dan Kabupaten Berau).

Selain prosesi sakral adat pengukuhan, acara tersebut juga menyajikan hiburan berupa tarian selamat datang, dalling dan hiburan karang-karangan.  (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012