Nunukan (ANTARA News Kaltim) - Angin puting beliung yang terjadi Jumat (14/9) menerbangkan atap sebuah rumah di RT 008 Sei Lancang Kelurahan Tanjung Harapan Kecamatan Nunukan Selatan Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.

"Angin puting beliung tiba-tiba datang menerpa rumah milik Setta (62) yang terbuat dari kayu, disertai hujan deras dan petir," kata Sunardi, anak pemilik rumah di Nunukan, Sabtu.

Ia mengatakan, dirinya bersama istri dan anaknya yang baru berusia tujuh bulan serta orangtuanya (Setta) sedang tidur ketika tiba-tiba sekitar pukul 23.00 Wita terdengar suara gemuruh yang menghantam rumahnya.

Saat itu, lanjut Sunardi (26), mereka tidak menyangka bahwa suara itu adalah angin puting beliung. Namun baru disadari atap rumahnya telah "terbang" setelah air hujan membasahi tempat tidurnya.

"Waktu tengah malam itu saya cuma dengar suara kayak pohon tumbang. Ketika tempat tidur basah, baru sadar kalau atap rumah sudah tidak ada," ujar Sunardi.

Setelah seluruh rumahnya basah oleh air hujan, dirinya bersama istri dan anaknya terbangun dan bernaung di dapur rumahnya yang kebetulan atapnya masih utuh. Kemudian dia membangunkan orangtuanya yang tertidur di sebelah kamarnya.

Akibat kejadian itu, atap rumahnya terbuka dan diterbangkan angin puting beliung ke belakang rumahnya sejauh 20 meter. Anehnya, hanya atap rumahnya yang rusak sedangkan perkakas rumah yang lain tetap utuh dan terpasang ditempatnya.

Sunardi bersama keluarganya yang bekerja sebagai petani rumput laut dan nelayan penangkap ikan itu, saat ini menumpang di rumah saudaranya yang letaknya tak jauh dari rumahnya.

Salah seorang tetangga Sunardi mengatakan, angin puting beliung tiba-tiba muncul seperti jatuh dari langit tepat di samping rumah korban dan melenting menghempas rumah Sunardi.

"Itu angin kayak jatuh di samping rumah korban karena rumput di sekitarnya patah-patah. Jadi kayak melenting dan kena rumah Sunardi lalu menghantam padi di sawah belakang rumahnya. Padi di belakang rumahnya juga rebah semuanya sekitar seperempat hektare dihantam angin," ujarnya.

Atas kejadian yang menimpanya, Sunardi mengaku belum melaporkan kepada aparat pemerintah maupun kepolisian. (*)

Pewarta: M Rusman

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012