Nunukan, (ANTARA News Kaltim)- Kondisi jalanan beraspal wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur saat ini sudah sangat memprihatinkan karena mengalami kerusakan berat.

Terkait dengan kerusakan jalanan beraspal di pulau yang berbatasan darat dan laut dengan Tawau Malaysia ini, Dinas Pekerjaan Umum sudah seringkali dipanggil oleh Komisi III DPRD Nunukan meminta penjelasan, kata anggota Komisi III DPRD Nunukan, Hj Fajar Arsidana di Nunukan, Rabu.

Namun, lanjut dia, belum ada tindakan nyata dari unit kerja teknis pemkab Nunukan tersebut untuk melakukan "action" memperbaikinya.

Bahkan Hj Fajar sebagai anggota dewan dari daerah pemilihan Pulau Sebatik mengaku sudah seringkali menyampaikan langsung kepada Dinas Pekerjaan Umum tentang kondisi jalanan itu.

Oleh karena itu, saat ini masih menunggu jawaban dari pemkab Nunukan sehubungan dengan antisipasi agar tidak mengalami kerusakan yang semakin parah dari kondisi sekarang.

"Komisi III yang membawahi Dinas Pekerjaan Umum masih menunggu jawaban secara pasti soal kapan dilakukan perbaikan. Apabila tidak dilakukan secepatnya akan semakin parah dan tentunya akan menambah beben anggaran," ucap Hj Fajar.

Karena belum ada jawaban yang diterima Komisi III, Hj Fajar mengatakan akan berencana memanggil kembali Dinas Pekerjaan Umum mempertanyakan konsistensinya terhadap perbaikan jalanan di Pulau Sebatik itu.

Menurutnya, Komisi III juga telah menyaksikan langsung kerusakan jalanan aspal di Pulau Sebatik dan memang sangat parah. Selain puluhan titik yang berlubang, juga beberapa diantaranya nyaris terputus karena longsor atau runtuh.

Kerusakan ini, lanjut Hj Fajar, dapat berakibat kerawanan terjadinya kecelakaan lalu lintas karena beberapa diantara kerusakan tersebut tepat berada di tikungan.

Komisi III DPRD Nunukan, juga akan meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum agar rekanan yang mengerjakan proyek jalan itu benar-benar berkualifikasi dan kualitas pekerjaannya dapat dipertanggungjawabkan. (*)

Pewarta: M.Rusman

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012