Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Peralatan emergency locator transmitter (ELT)) pesawat Piper PA-31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa yang ditemukan hancur di Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, hangus terbakar.

"Kami tidak menemukan ELT pesawat itu sebab sudah hangus terbakar," ungkap Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kapten Khairuddin, kepada wartawan di Posko Penanggulangan Pencarian Korban Pesawat Jatuh di Bandara Temindung Samarinda, Senin malam.

Saat melihat langsung lokasi jatuhnya pesawat Piper di Gunung Mayang itu, beberapa bagian yang ditemukan utuh.

"Saat tiba di lokasi, saya melihat serpihan-serpihan dan hanya beberapa bagian yang utuh di antaranya, mesin, propeler dan landing gir sementara lainnya sudah hancur dan berbentuk serpihan. Untuk kepentingan investigasi kami berusaha membawa bagian yang bisa dibaca termasuk komponen yang telah ditemukan tim SAR serta pihak kepolisian namun saya belum tahu jenisnya sebab belum melihat langsung," katanya.

"Kami juga mendokumentasikan lokasi dan kondisi pesawat yang luas serpihannya sekitar 20 mete persegi untuk kemudian didiskusikan bersama tim ahli di Jakarta. Sejauh ini kami belum bisa menyimpulan apa-apa dari hasil pengamatan langsung di lapangan sebab hal itu harus didiskusikan bersama para pakar lainnya dan KNKT diberi waktu 12 bulan untuk melakukan investigasi," tutur Kapten Khairuddin.

Walaupun pesawat Piper yang jatuh itu tidak dilengkapi CVR (Cockpit Voice Recorder) dan perekam data penerbangan ((Flight Data Recorder/FDR), namun KNKT mengumpulkan data-data yang bisa diambil untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat survei itu.

Terkait rencana evakuasi bangkai pesawat, pihak KNKT menyerahkan sepenuhnya ke pihak PT Intan Angkasa.

"Itu menjadi kewenangan PT Intan Angkasa namun kami ada perjanjian dengan perusahaan penerbangan itu bahwa jika masih butuh data-data maka kami akan kembali," kata Kapten Khairuddin.

Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 Wita.

Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, diketahui lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat pagi sekitar pukul 07.51 Wita, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 Wita.

Pesawat buatan Amerika tahun 1978 itu akhirnya ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17.25 Wita.

Tiga penumpang dan pilot pesawat itu tewas dan mayatnya langsung dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda pada Senin dinihari sekitar pukul 02.55 Wita untuk proses identifikasi.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012