Puluhan produk makanan olahan dari singkong, sayur, pisang dan ikan disajikan dalam lomba cipta menu pada festival pangan lokal se Kalimantan Timur tahun 2020 dan launching diversifikasi pangan lokal di ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (27/10).
Acara dengan tema" Meningkatkan ketahanan pangan di masa pandemi COVID-19 melalui diversifikasi pangan lokal, Kenyang Tidak Harus Nasi" tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi yang ditandai dengan santapan menu sup singkong.
Wagub Hadi Mulyadi mengatakan poin penting dalam edukasi konsumsi makanan di luar nasi ini adalah terkait dengan kesehatan.
Pasalnya, selain karbohidrat nasi juga banyak mengandung kadar gula yang tinggi dan bisa mengganggu kesehatan bila dikonsumsi secara berlebihan.
"Tentunya kami mengharapkan kegiatan seperti ini bisa terus ditingkatkan baik oleh tim penggerak PKK maupun dinas terkait, agar produk olahan non nasi dan tepung terigu ini bisa menjadi familiar untuk dikonsumsi masyarakat," katanya.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim Dadang Sudarya mengatakan tujuan digelarnya lomba cipta menu tersebut sebagai upaya mendorong penerapan konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) dengan memanfaatkan olahan pangan lokal.
Selain itu lanjut Dadang, kegiatan juga bertujuan untuk memunculkan kreatifitas dan inovasi dalam pengembangan olahan pangan lokal yang bernilai komersial.
"Kegiatan ini sebagai tindak lanjut surat Menteri Pertanian RI No. 95/KN.220/M/6/2020 danSurat Gubernur Kalimantan Timur No. 521/416/Ek tentang imbauan menkonsumsi pangan lokal dengan menerapkan menu non beras minimal 1 hari dalam 1 bulan," tuturnya.
Kegiatan cipta menu diikuti oleh lima kabupaten/kota se Kaltim yakni Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Selain lomba antar kabupaten/kota, juga diadakan lomba dengan target peserta Pelaku Usaha Cathering UMKM antar kecamatan se Kota Samarinda.
Lomba cipta menu mempertandingkan tiga kategori yakni Paket Lunch Box B2SA dengan target peserta Tim PKK kabupaten/kota, Katagori Produk Olahan Pangan Lokal Komersial dalam Kemasan dengan target peserta Instansi yang menangani ketahanan pangan kabupaten/kota dan Kategori Paket Lunch Box B2SA beserta kudapan dengan target peserta Pelaku Usaha Cathering UMKM kecamatan se Kota Samarinda.
"Tim juri yang ditunjuk pada Festival Pangan Lokal Tingkat Provinsi Tahun 2020 ini terdiri dari lima unsur yakni Dinas Kesehatan, Tim Penggerah PKK, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Chef Indonesia (ICA), dan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)," jelasnya.
Ketua Tim penggerak PKK Kaltim Hj Norbaiti Isran Noor mengatakan produk olahan makanan dari bahan non padi dan terigu ini sebenarnya sangat menarik, hanya saja belum tersalurkan pangsa pasar yang jelas.
"Perlu adanya tindak lanjut yang nyata dari Dinas lainnya seperti Dinas Perdagangan, sehingga produk olahan masyarakat ini juga punya pasar dan bisa memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat," jelasnya.
Ahli gizi dari Universitas Mulawarwan, Samarinda Prof. Dr. Bernatal Saragih, M.Si mengatakan 25 persen kebutuhan gizi bisa diserap melalui produk pangan lokal seperti, sayur, buah, singkong atau umbi- umbian dan ikan untuk menghindari dominasi nasi dan tepung terigu.
"Bila dikemas dan diolah secara menarik, maka produk pangan lokal ini pastinya juga akan diminati masyarakat, namun juga harus diperhatian kombinasi makanan yang disajikan mempunyai kadar gizi yang cukup, misalnya kombinasi singkong dengan ikan, atau sayur,"ujarnya.
Kegiatan lomba cipta menu kategori paket makan siang atau lounchbox B2SA, juara pertama diraih tim pengerak PKK Kota Samarinda, disusul tim penggerak PKK Kutai Timur dan tim penggerak PKK Kutai Kartanegara.
Untuk kategori produk olahan komersial dalam kemasan juara pertama, Samarinda disusul Kutai Timur dan Kutai Kartanegara di peringkat tiga.
Sedangkan kategori paket makan siang atau lunchbox B2SA plus kudapan juara pertama katering Malehoi , Loa Janan Ilir, disusul Tya katering dari Samarinda Ilir dan Katering Memey dari Sungai Pinang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020