Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menyambut baik respon Menteri Luar Negeri yang mengecam keras aksi pembakaran dan perobekan Al-Quran di Swedia dan Denmark serta publikasi kembali kartun Nabi Muhammad oleh tabloid Charlie Hebdo di Prancis.
 

"Al-Quran dan Nabi Muhammad adalah dua hal yang sangat sakral bagi kaum Muslimin sehingga tindakan yang dilakukan oknum masyarakat di Swedia dan Denmark, serta tabloid Charlie Hebdo di Prancis tidak bisa diartikan lain selain sebuah provokasi berbahaya yang bisa saja mengancam situasi keamanan dunia," kata Azis Syamsuddin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dia menilai dunia saat ini sedang dilanda bencana COVID-19 yang berdampak pada hampir semua sektor kehidupan umat manusia.

Menurut dia, dalam kondisi seperti itu, dunia membutuhkan situasi yang kondusif dan kerjasama serta gotong royong.

"Bukan justru melakukan hal hal yang menimbulkan provokasi, yang dapat melahirkan situasi tidak kondusif dan bahkan konflik dalam skala besar," ujarnya.

Selain itu, Azis mengimbau kepada masyarakat khususnya di Indonesia tidak terpancing dengan tindakan provokatif yang dilakukan sejumlah oknum tidak bertanggungjawab di Swedia, Denmark dan Prancis.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia melalui Kemenlu sudah melayangkan kecaman dan protes terhadap aksi tersebut.

"Kami percaya pemerintah Swedia, Denmark dan Prancis dapat segera menjalankan proses hukum yang berlaku di negara tersebut terhadap para pelaku," katanya.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras tindakan pembakaran Al Quran di Swedia dan Denmark, serta publikasi kembali kartun Nabi Muhammad SAW yang dilakukan majalah asal Prancis, Charlie Hebdo yang dianggap sebagai penistaan berbasis agama.

"Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab, provokatif dan telah melukai ratusan juta umat Muslim di dunia," kata Retno dalam konferensi pers secara virtual, Jumat.

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020