Jakarta (ANTARA News) - Menurut observasi satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) permukaan es yang menutupi Greenland mencair dalam jumlah besar selama pertengahan bulan Juli ini, lebih besar dibanding pencairan es dalam 30 tahun terakhir.

Menurut laman NASA, berdasarkan pengukuran menggunakan tiga satelit independen hampir seluruh es yang menutupi Greenland, dari lapisan es tipis di garis pantai yang paling rendah sampai yang ketebalannya dua mil atau sekitar tiga kilometer di tengah, mencair.

Pada musim panas biasa, sekitar separuh lapisan permukaan es Greenland secara alamiah mencair dan pada ketinggian kebanyakan es yang mencair langsung membeku lagi.

Tapi tahun ini permukaan es yang mencair meluas secara dramatis. Menurut data satelit, pada 8 Juli 2012 lapisan es permukaan yang mencair sebanyak 40 persen dan beberapa hari kemudian, pada 12 Juli 2012 luas lapisan es pemukaan yang mencair sudah bertambah menjadi sekitar 97 persen.

"Inti es permukaan menunjukkan bahwa kejadian pencairan es semacam ini rata-rata terjadi 150 tahun sekali. Dengan kejadian terakhir tahun 1889, ini memang saatnya terjadi. Tapi kalau kita melihat kejadian seperti ini pada tahun-tahun berikutnya, akan sangat mengkhawatirkan," kata ahli glasiologi dan anggota peneliti, Lora Koenig.

Namun para peneliti belum tahu apakah kejadian itu secara keseluruhan akan mempengaruhi volume pengurangan es selama musim panas ini dan memberikan kontribusi pada peningkatan permukaan air laut.

"Ketika melihat es mencair di tempat-tempat yang belum kami lihat sebelumnya, setidaknya dalam jangka waktu yang lama, ini membuat Anda terduduk dan bertanya-tanya apa yang terjadi," kata Waleed Abdalati, Kepala Ilmuwan di NASA.

"Ini sinyal untuk kami selesaikan tahun-tahun mendatang," tambahnya seperti dikutip laman BBC.

Ia mengatakan NASA belum bisa menentukan ini termasuk peristiwa alam yang langka atau apakah fenomena ini dipicu pemanasan global.

Selama ini pencairan lapisan permukaan es Greenland besar yang pernah ditangkap satelit meliputi 55 persen dari area tersebut tiga dekade yang lalu.  (*)


Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012