Jakarta (ANTARA News Kaltim) - "Hobi bikin pernak-pernik, terus ketemu, nyambung deh jadi bikin usaha," kata Frisky Anggraini.

Berawal dari sebuah pertemanan dengan Iid yang akhirnya berujung pada suatu tekad untuk memulai suatu usaha.

Dengan modal seadanya yang berasal dari tabungan mereka sendiri, keduanya merintis usaha yang dinamai Hellobleu pada akhir 2010 silam.

Dua wanita yang saat ini berusia 26 tahun itu memasarkan usahanya dengan cara online di internet. Keduanya dengan dibantu seorang teman mulai mengembangkan Helloblue mulai dari ide, pembelian bahan, pembuatan desain, menjahit, pengemasan dan pemasaran.

Berbagai produk unik ditawarkan di stan Helloblue di Festival Wanita Wirausaha, Jakarta. Mulai dari gantungan kunci, wadah telepon selular, wadah kosmetik, bantal motif burung hantu hingga boneka Rusia Mathryosk.

Semua produk berbahan dasar kain. Sementara harga dibanderol mulai dari Rp5.000 hingga Rp200.000.

Meski usahanya berlokasi di Yogyakarta, sebagian besar kain untuk bahan dasar, mereka peroleh dari Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Di Tanah Abang kan murah-murah dan bisa dibeli borongan," kata Frisky.

Sementara produk yang paling laku adalah bantal burung hantu dan boneka Rusia.

"Dulunya Mathryosk itu pesanan orang, lalu dibuatkan, terus kami produksi lagi, ternyata banyak yang suka," kata wanita yang akrab disapa Kiki itu.

Seperti halnya wirausaha lain yang kerap mengalami pasang surut, Iid tidak menampik permintaan konsumen yang naik turun.

Meski demikian, baginya hal itu tidak membuatnya lantas kecewa.

"Kami kerja karena kami suka. Walau sepi order, tetap kami kerjakan, karena cinta pada pekerjaan," ujar Iid.

Naik turunnya permintaan pembeli, disiasati dengan aktif berpromosi di situs jejaring sosial dan media sosial.

"Kalau kami aktif promosi di Facebook atau Twitter, banyak yang nanya produk kami," kata Frisky.

Bisnis yang telah kembali modal dalam waktu dua bulan produksi itu, saat ini secara berkesinambungan telah memberikan penghasilan bersih antara Rp3 juta hingga Rp6 juta per bulan.

Usaha Kecil Menengah yang merupakan salah satu mitra binaan PT Bank Mandiri itu saat ini menempati salah satu stan pameran pada Festival Wanita Wirausaha yang diselenggarakan Femina di Jakarta.

Keduanya merasa pameran tersebut sangat membantu promosi produk Hellobleu di luar Yogyakarta. Kiki berharap melalui pameran itu, pemerintah kedepannya akan lebih memperhatikan dan memfasilitasi para wanita wirausahawan di berbagai pameran.

Mereka memiliki harapan besar supaya masyarakat lebih menghargai produk kerajinan tangan.

"Lebih banyak orang yang menghargai kerajinan tangan, supaya masyarakat jeli membedakan mana yang produk massal, mana yang mainstream, mana yang kerajinan tangan," ujar Kiki.


Jangan takut

Sementara, Iid berpesan pada para calon wirausaha untuk tidak takut memulai usaha meskipun hanya memiliki modal yang kecil.

"Jangan pernah takut mulai usaha, walau terlilit kendala modal, jangan takut nyoba," kata Iid.

Sementara itu Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengakui bahwa perempuan memiliki sifat-sifat positif yang bisa mendukung usaha mereka.

"Perempuan itu lebih gesit, lebih fleksibel, dia kalau gagal di sini, ada saja akalnya untuk beralih ke yang lain, nggak mudah putus asa, 'struggle' nya lebih kuat," kata Euis ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, sifat-sifat positif itulah yang membuat banyak perempuan berhasil menjadi wirausaha.

Dari kerja sama Kementerian Perindustrian dengan beberapa perusahaan termasuk Femina, Euis menemukan fakta yang menarik yakni sebagian besar dari juara kompetisi Femina merupakan para wanita karier yang mampu memanfaatkan waktu luang untuk usaha.

"Informasi dari Femina, bahwa juara-juara Femina yang berhasil kebanyakan mereka yang aktif di kantor, tapi mereka begitu pandai memanfaatkan waktu luangnya, 'network' nya untuk jadi target pasar mereka. Jadi cerdik sekali," katanya.

Dikatakannya, sebagian besar dari wanita yang menekuni dunia usaha yang meraih sukses adalah yang berpendidikan diatas SMU.

Euis mengatakan hingga saat ini Kemenperin mencatat telah ada sekitar 300 ribu wanita yang berprofesi sebagai wirausaha.

Kemenperin juga telah mengakomodasi kepentingan wanita yang memiliki minat menjadi wirausaha melalui program Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perempuan.

Para wanita yang direkrut melalui dinas-dinas di kabupaten atau provinsi selanjutnya dilatih mengenai teknik-teknik dasar yakni teknologi proses, pengolahan pangan, kebersihan, bahan baku, pemasaran selama satu hingga dua minggu.

Kemudian dibagi beberapa kelompok yang terdiri atas enam hingga 10 orang. Kelompok tersebut akan mempraktikkan teori yang telah dipelajari sebelumnya.

Praktik dilakukan mulai dari pembelian bahan baku, produksi hingga pemasaran yang didampingi oleh konsultan pendamping.

"Didampingi pergerakannya apa berhasil apa nggak. Kebanyakan berhasil, perempuan lebih bisa membangun kekompakan satu sama lain," katanya.

Selain Kemenperin, sejumlah kementerian juga memiliki program dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan. Diantaranya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Kementerian Perdagangan.

Festival Wanita Wirausaha Femina 2012 yang berlangsung selama tiga hari sejak 26 Juli hingga 28 Juli itu diikuti oleh 64 stan. Sebanyak 27 stan merupakan pemenang lomba Wanita Wirausaha Femina dan Femina Award Inacraft.

Sementara 22 stan berasal dari para wirausaha wanita dengan kategori produk unggulan wirausaha muda mandiri. Sedangkan 15 stan lainnya merupakan mitra binaan Bank Mandiri.

Pameran itu merupakan penutup rangkaian program Wanita Wirausaha Mandiri-Femina yang telah berjalan selama satu tahun.   (*)

Pewarta: Anita Permata Dewi (ANTARA Jakarta)

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012