Bontang (ANTARA News Kaltim) - Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bontang, Kalimantan Timur, melakukan penertiban terhadap para pengemis di wilayah itu guna mengantisipasi bermunculannya pengemis yang memanfaatkan momentum Ramadhan dan Idul Fitri 1433 Hijriah.
"Salah satu pengemis yang terjaring diketahui bertempat tinggal di Bontang Kuala, dan tadi kepergok sedang mengemis di Bontang," kata Kepala Seksi Penegakan Produk Hukum Daerah Kantor Satpol Pamong Praja Kota Bontang, Aspul, di Bontang, Sabtu.
Pengemis yang diketahui bernama Sukri itu lalu dibawa ke Dissosnaker untuk penanganan lebih lanjut dan terus diawasi gerak gerik mereka.
Dalam pengeledahan tas ditemukan alamat di Tambak Ares Ambutan Sumenep, dengan jumlah uang sebesar Rp60.000.
Saat diinterview tentang aktivitasnya, dengan pura-pura stress sesekali ia menjawab pertanyaan dengan seenaknya, sebagai trik mengelabui petugas Satpol PP dan Dissosnaker. Namun, diketahui bahwa ada enam teman lainnya.
Sementara itu, Kasi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Supriyo menyampaikan penanganan lebih lanjut akan dikoordinasikan Senin (30/7).
"Mengingat hari ini Sabtu, maka penanganan berjenjang dengan koordinasi ke Dinsos Provinsi Kaltim maka baru bisa dilanjutkan pekan depan untuk keperluan pemulangan paksa mereka ke daerah asal di Madura," kata Supriyo.
Lebih lanjut dia mengatakan, Bontang menjadi daerah yang menjanjikan bagi pengemis luar daerah.
"Beberapa hari lalu ada proposal permohonan untuk meminta sumbangan keliling yang diketahui dibawa orang bernama Wasil yang selama ini mengemis di pasar dan sudah tujuh tahun tinggal di Bontang. Dengan didampingi koordinatornya, dia mencoba memaksa meminta rekomendasi sumbangan keliling," tambah Kepala Seksi Pemberdayaan Pembinaan Sosial, Nasution.
Nasution menuturkan pula bahwa sepintas Wasil memang cacat, tetapi ada niat tidak baik karena mencoba menyuap petugas untuk meloloskan permohonan rekomendasi meminta bantuan keliling perseorangan dengan menyodorkan amplop.
"Saya coba sampaikan bahwa Dissosnaker tidak pernah mengeluarkan rekomendasi meminta sumbangan keliling dan akan memasukkan yang bersangkutan menjadi keluarga binaan sosial," kata Nasution.
Wasil yang tidak memiliki kaki sebelah saat ini telah dimasukkan sebagai penyandang cacat dalam data base penyandang masalah kesejahteraan sosial yang akan dilakukan intervensi sesuai program yang ada seperti bantuan hibah untuk kelompok penyandang cacat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Salah satu pengemis yang terjaring diketahui bertempat tinggal di Bontang Kuala, dan tadi kepergok sedang mengemis di Bontang," kata Kepala Seksi Penegakan Produk Hukum Daerah Kantor Satpol Pamong Praja Kota Bontang, Aspul, di Bontang, Sabtu.
Pengemis yang diketahui bernama Sukri itu lalu dibawa ke Dissosnaker untuk penanganan lebih lanjut dan terus diawasi gerak gerik mereka.
Dalam pengeledahan tas ditemukan alamat di Tambak Ares Ambutan Sumenep, dengan jumlah uang sebesar Rp60.000.
Saat diinterview tentang aktivitasnya, dengan pura-pura stress sesekali ia menjawab pertanyaan dengan seenaknya, sebagai trik mengelabui petugas Satpol PP dan Dissosnaker. Namun, diketahui bahwa ada enam teman lainnya.
Sementara itu, Kasi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Supriyo menyampaikan penanganan lebih lanjut akan dikoordinasikan Senin (30/7).
"Mengingat hari ini Sabtu, maka penanganan berjenjang dengan koordinasi ke Dinsos Provinsi Kaltim maka baru bisa dilanjutkan pekan depan untuk keperluan pemulangan paksa mereka ke daerah asal di Madura," kata Supriyo.
Lebih lanjut dia mengatakan, Bontang menjadi daerah yang menjanjikan bagi pengemis luar daerah.
"Beberapa hari lalu ada proposal permohonan untuk meminta sumbangan keliling yang diketahui dibawa orang bernama Wasil yang selama ini mengemis di pasar dan sudah tujuh tahun tinggal di Bontang. Dengan didampingi koordinatornya, dia mencoba memaksa meminta rekomendasi sumbangan keliling," tambah Kepala Seksi Pemberdayaan Pembinaan Sosial, Nasution.
Nasution menuturkan pula bahwa sepintas Wasil memang cacat, tetapi ada niat tidak baik karena mencoba menyuap petugas untuk meloloskan permohonan rekomendasi meminta bantuan keliling perseorangan dengan menyodorkan amplop.
"Saya coba sampaikan bahwa Dissosnaker tidak pernah mengeluarkan rekomendasi meminta sumbangan keliling dan akan memasukkan yang bersangkutan menjadi keluarga binaan sosial," kata Nasution.
Wasil yang tidak memiliki kaki sebelah saat ini telah dimasukkan sebagai penyandang cacat dalam data base penyandang masalah kesejahteraan sosial yang akan dilakukan intervensi sesuai program yang ada seperti bantuan hibah untuk kelompok penyandang cacat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012